Bandung (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Sabtu pagi mengibarkan bendera start lomba lari Gerakan Nurani Membangun Bangsa (Gema Nusa) 10 K di Bandung, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Didampingi Ketua Penyelenggara Lomba Lari sekaligus Ketua Umum Gema Nusa KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), Presiden Yudhoyono mengangkat bendera start di pelataran samping Lapangan Tegalega Bandung. Sekitar 50.000 peserta langsung berhamburan meninggalkan garis start untuk menjalani rute sepanjang 10 kilometer. Start sempat diulang karena puluhan peserta sudah mulai berlari meninggalkan garis sebelum Presiden menyelesaikan hitungan ketiga. Di antara peserta lomba, ada yang berlari sambil menggendong anak mereka di pundak. Sementara itu, dengan berkostum olahraga warna merah dan putih, Presiden, Ibu Negara Ani Yudhoyono, Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan, Aa Gym, Menpora Adhyaksa Dault dan sejumlah pejabat lainnya ikut serta berlari beberapa kilometer. Usai lomba, Presiden akan menyerahkan medali dan hadiah kepada juara lomba kategori atlit elit nasional putera dan puteri. Dalam kesempatan tersebut, juga akan diserahkan Rekor MURI kepada Ketua Umum Gema Nusa untuk jumlah peserta yang mencapai 50.000 orang. Pada lomba lari Gema Nusa tahun lalu di Jakarta, peserta yang berpartisipasi berjumlah sekitar 25.000 orang. Sambil menunggu para peserta memasuki garis finish, Presiden Yudhoyono dan rombongan meninjau kegiatan donor darah dan bazaar murah di Lapangan Tegalega. Sebelum lomba lari dimulai, Aa Gym yang juga pimpinan Pesantren Daarut Tauhid, menyatakan tidak ada pilihan bagi bangsa Indonesia selain untuk bangkit dari ketertinggalannya, termasuk dalam hal membangun hati nurani. "Bangsa ini harus bangkit, tidak boleh dengan berjalan karena orang lain sudah berlari dengan cepat. Mudah-mudahan semangat bangkit berasal dari hati nurani secara bersama-sama," katanya. Tentang pemberian Rekor MURI, Aa Gym menganggapnya sebagai hal yang patut dihargai namun bukan tujuan utama. "Sebetulnya kita tidak bertujuan mencapai rekor, tetapi ingin melakukan yang terbaik. Kalau toh ini dianggap layak mendapat rekor, silakan saja. Tapi yang terpenting adalah berusaha melakukan yang terbaik," katanya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006