kami terus berkomitmen melayani nasabah dan menjadi universal bank menyediakan produk dan layanan bagi berbagai segmen lintas generasi
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Permata Tbk (PermataBank) melaporkan laba bersih setelah pajak tumbuh 64 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) menjadi sebesar Rp2 triliun, meski dihadapkan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan upaya pemulihan ekonomi Indonesia.
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, Direktur Utama PermataBank Meliza Rusli mengatakan, pihaknya memanfaatkan momentum-momentum pada tahun 2022 yang memperkuat posisi PermataBank sebagai salah satu bank terdepan di Indonesia.
Pencapaian dalam ranah digital, penerapan teknologi blockchain, dukungan terhadap Presidensi G20 melalui aktivitas B20, dan produk serta layanan yang terintegrasi memberikan dorongan bagi PermataBank untuk terus memberikan yang terbaik bagi pemangku kepentingan perusahaan.
Baca juga: PermataBank cetak laba bersih Rp2,2 triliun hingga kuartal III 2022
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah meningkat 8,8 persen (yoy) menjadi Rp195,6 triliun, terutama dikontribusi dari pertumbuhan giro dan tabungan sebesar 16,8 persen (yoy), sejalan dengan strategi Bank untuk memfokuskan pertumbuhan simpanan nasabah dengan biaya dana yang lebih murah untuk mendukung penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih bersaing dalam jangka panjang di tengah tren kenaikan suku bunga pasar.
Baca juga: PermataBank berikan pembiayaan syariah Rp1,5 triliun kepada LINK
Kendati begitu, PermataBank tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit yang diberikan mengingat perlambatan ekonomi global yang disertai dengan peningkatan suku bunga global dan secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap risiko kredit inheren.
Dengan demikian, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) bruto terjaga pada posisi 3,1 persen pada Desember 2022 atau membaik dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2021 sebesar 3,2 persen. Rasio NPL netto yang mencerminkan kebijaksanaan dalam pembentukan cadangan kerugian kredit juga mengalami perbaikan menjadi 0,4 persen dibandingkan dengan 0,7 persen, dimana rasio NPL coverage terjaga baik di kisaran 240 persen.
Sejalan dengan penurunan rasio NPL, rasio kredit berisiko (Loan at Risk/LAR) juga mengalami perbaikan yang cukup signifikan dari 14,6 persen di tahun 2021 menjadi 10,9 persen pada akhir tahun 2022.
PermataBank senantiasa menjaga dan melanjutkan perbaikan kualitas aset, meskipun Bank telah menambahkan pencadangan kerugian kredit (bersih) sebesar Rp2,4 triliun selama tahun 2022 untuk memastikan kecukupan pencadangan terkait kondisi perekonomian domestik dan global yang diperkirakan masih mengalami tantangan yang cukup signifikan di tahun 2023.
Baca juga: PermataBank berikan pembiayaan Rp910 miliar untuk PT BKMS
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023