New York (ANTARA) - Meningkatnya kekerasan senjata di sekolah-sekolah Amerika Serikat (AS) tidak hanya memicu perdebatan mengenai kebijakan kontrol senjata.

Hal itu juga mendorong munculnya industri senilai lebih dari 3 miliar dolar AS bagi perusahaan yang bekerja untuk melindungi anak-anak atau para pekerja dari pembunuhan massal, menurut laporan The New York Times pada Jumat (17/2).

Rekomendasi dari industri keamanan di AS sangat beragam, seperti pintu yang dapat mengunci secara otomatis, meja tahan peluru, ransel berbahan Kevlar, kecerdasan buatan yang mendeteksi senjata.

Industri keamanan itu juga menawarkan berbagai jenis latihan yang tak terhitung jumlahnya, seperti teknik pernapasan untuk menghindari kepanikan selama serangan atau strategi bagaimana cara menggunakan pensil untuk menusuk mata si penembak.

"Namun, bahkan ketika Kongres meningkatkan dana untuk langkah-langkah keamanan sekolah, yang mencakup 300 juta dolar AS untuk membantu sekolah 'mencegah dan merespons kekerasan' sebagai bagian dari kompromi kontrol senjata bipartisan, efektivitas produk dan layanan industri keamanan sekolah sebagian besar masih belum terbukti," kata laporan New York Times.

Tidak ada yang setara dengan pemantauan ketat dan standar terkait apakah dewan sekolah cukup siap untuk menghadapi peristiwa penembak aktif.

Di sisi lain peraturan itu, kata para eksekutif industri keamanan, sebagian merupakan hasil dari kelumpuhan politik AS dalam pengendalian peredaran senjata, menurut laporan tersebut.

"Beberapa percaya bahwa menciptakan standar untuk keamanan sekolah terhadap senjata akan dipandang sebagai pemberian gagasan bahwa penembakan massal adalah bagian dari kehidupan Amerika. Selain itu, standar keamanan sekolah dapat melindungi (dari potensi penembakan massal), namun tidak dapat melenyapkan (potensi tersebut)," catat laporan itu.

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023