Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan minyak multinasional Shell
meminati bisnis biodiesel di Indonesia, kata General Manager Retail Shell Companies Indonesia Surinderdeep Singh, di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, pihaknya sedang mengkaji kemungkinan memasuki penyediaan energi alternatif tersebut.
"Kami akan cari bahan baku biodiesel apakah itu kelapa sawit atau jarak yang penting berkualitas, tapi harga terjangkau," katanya usai pembukaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell di Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
Shell yang sudah berbisnis biodiesel di Australia juga akan memastikan kesinambungan pasokan bahan bakunya.
"Kami tidak mau begitu masuk, kemudian tidak ada pasokan," katanya.
Selain Indonesia, Shell juga menjajaki kemungkinan bisnis biodiesel di Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Menurut dia, pihaknya juga akan mencermati langkah PT Pertamina yang akan memulai bisnis biodiesel dalam waktu dekat.
"Kami juga menunggu kebijakan insentif pemerintah," ujarnya.
Sementara itu, Presiden Komisaris Shell Companies Indonesia Gatot Kariyoso mengatakan, pihaknya bersedia membangun SPBU di luar Jawa asalkan mendapat perlakuan sama dengan Pertamina dalam mendistribusikan BBM bersusbidi.
Saat ini, pendistribusian BBM bersubsidi masih dipegang Pertamina. Sementara Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) mensyaratkan pembangunan minimal SPBU di dua wilayah distribusi agar bisa ikut tender penyaluran BBM bersubsidi.
"Kalau Pertamina bisa, kami juga boleh," kata Gatot.
BPH Migas membagi pendistribusian BBM bersubsidi dalam empat wilayah distribusi, yakni Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan-Sulawesi-Papua, dan NTB-NTT.
Selain Shell, perusahaan lain yang berminat mendistribusikan BBM antara lain Elnusa, Gulf, Sigma Rancang Perdana, BP, dan Chevron.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006