Jakarta (ANTARA) - Amazon Web Services (AWS), sebuah perusahaan Amazon.com, mengungkapkan bahwa pekerja Indonesia yang menggunakan keterampilan digital tingkat tinggi berkontribusi sekitar US $129 miliar (Rp 621,4 triliun) kepada pendapatan domestik bruto (PDB) tahunan Indonesia.
Oleh karena itu AWS memperkenalkan AWS re/Start Associate, yakni sebuah jalur baru di bawah payung program AWS re/Start untuk membantu para profesional TI yang menganggur dan setengah menganggur memodernisasi keterampilan mereka dan beralih ke karier cloud tingkat menengah.
Baca juga: Pentingnya upskilling & reskilling untuk buka peluang talenta digital
Riset "Keterampilan Digital Asia Pasifik: Manfaat Ekonomi dari Tenaga Kerja Melek Teknologi" yang ditugaskan oleh AWS dan dilaksanakan oleh Gallup, meneliti bagaimana upaya membangun angkatan kerja yang didukung teknologi telah membawa manfaat yang signifikan bagi pekerja, organisasi/perusahaan, serta perekonomian.
Riset ini menemukan bahwa pekerja digital dengan keterampilan tingkat tinggi di Indonesia tidak hanya menikmati pendapatan yang lebih besar. Sebanyak 88 persen dari pekerja dalam kelompok ini menyatakan tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi, dibandingkan dengan 49 persen pekerja dengan keterampilan menengah dan 44 persen pekerja dengan keterampilan digital dasar.
Baca juga: Kemenkominfo targetkan latih 20 ribu ASN jadi talenta digital di 2023
Head of Training and Certification for ASEAN, AWS, Emmanuel Pillai menilai Indonesia memiliki peluang untuk meraup manfaat ekonomi yang luar biasa dari upaya membangun jaringan talenta cloud yang kuat guna mendukung transformasi digital yang tengah berjalan di negara ini.
AWS juga telah bekerja sama dengan berbagai organisasi mulai dari Universitas Indonesia, Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi & Komunikasi (BPPTIK) dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), hingga Telkomsel untuk menjembatani kesenjangan keterampilan digital.
"Itu sebabnya, AWS berkomitmen kuat untuk memperluas cakupan program pelatihan keterampilan digital kami untuk menjangkau lebih banyak pekerja dan pemberi kerja di Indonesia," ujarnya.
Dalam survei yang dilakukan untuk riset ini, 84 persen pemberi kerja Indonesia melaporkan bahwa mereka ingin mengisi pos-pos pekerjaan yang mensyaratkan keterampilan digital, tetapi 86 persen mengaku kesulitan untuk menemukan talenta yang mereka butuhkan.
Baca juga: Kolaborasi antarsektor jadi kunci pengembangan talenta digital
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023