Jakarta (ANTARA) - Amazon Web Services (AWS), sebuah perusahaan Amazon.com, mengungkapkan bahwa pekerja Indonesia yang menggunakan keterampilan digital tingkat tinggi berkontribusi sekitar US $129 miliar (Rp 621,4 triliun) kepada pendapatan domestik bruto (PDB) tahunan Indonesia.

Oleh karena itu AWS memperkenalkan AWS re/Start Associate, yakni sebuah jalur baru di bawah payung program AWS re/Start untuk membantu para profesional TI yang menganggur dan setengah menganggur memodernisasi keterampilan mereka dan beralih ke karier cloud tingkat menengah.

“Di Indonesia tengah terjadi transformasi digital yang mengubah cara manusia bekerja hingga cara mereka hidup. Riset ini menunjukkan bahwa keterampilan digital menciptakan nilai ekonomi yang amat besar di tingkat individu, organisasi, hingga makro ekonomi,” ucap Ekonom Utama Gallup, Dr. Jonathan Rothwell dalam keterangannya yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Pentingnya upskilling & reskilling untuk buka peluang talenta digital

Riset "Keterampilan Digital Asia Pasifik: Manfaat Ekonomi dari Tenaga Kerja Melek Teknologi" yang ditugaskan oleh AWS dan dilaksanakan oleh Gallup, meneliti bagaimana upaya membangun angkatan kerja yang didukung teknologi telah membawa manfaat yang signifikan bagi pekerja, organisasi/perusahaan, serta perekonomian.

Penelitian ini dilakukan pada 1.412 pekerja dewasa dan 348 pemberi kerja di Indonesia dari berbagai organisasi sektor publik dan swasta dan industri.

Riset ini menemukan bahwa pekerja digital dengan keterampilan tingkat tinggi di Indonesia tidak hanya menikmati pendapatan yang lebih besar. Sebanyak 88 persen dari pekerja dalam kelompok ini menyatakan tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi, dibandingkan dengan 49 persen pekerja dengan keterampilan menengah dan 44 persen pekerja dengan keterampilan digital dasar.
"Seiring dengan bertambahnya organisasi dan perusahaan yang memindahkan sistem TI mereka ke cloud sepanjang dekade yang akan datang, dan teknologi baru terus bermunculan, digitalisasi akan mendorong penciptaan lapangan pekerjaan baru dalam jumlah yang besar. Peluang Indonesia di tengah kompetisi ekonomi digital bergantung pada keberadaan tenaga kerja yang mumpuni dan berketerampilan tinggi, yang akan mendorong laju inovasi, saat ini dan nanti," tambah Rothwell.

Baca juga: Kemenkominfo targetkan latih 20 ribu ASN jadi talenta digital di 2023

Head of Training and Certification for ASEAN, AWS, Emmanuel Pillai menilai Indonesia memiliki peluang untuk meraup manfaat ekonomi yang luar biasa dari upaya membangun jaringan talenta cloud yang kuat guna mendukung transformasi digital yang tengah berjalan di negara ini.

AWS juga telah bekerja sama dengan berbagai organisasi mulai dari Universitas Indonesia, Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi & Komunikasi (BPPTIK) dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), hingga Telkomsel untuk menjembatani kesenjangan keterampilan digital.

"Itu sebabnya, AWS berkomitmen kuat untuk memperluas cakupan program pelatihan keterampilan digital kami untuk menjangkau lebih banyak pekerja dan pemberi kerja di Indonesia," ujarnya.

Dalam survei yang dilakukan untuk riset ini, 84 persen pemberi kerja Indonesia melaporkan bahwa mereka ingin mengisi pos-pos pekerjaan yang mensyaratkan keterampilan digital, tetapi 86 persen mengaku kesulitan untuk menemukan talenta yang mereka butuhkan.

Di antara hal yang menjadi penghambat adalah 50 persen organisasi di Indonesia lebih memilih pelamar dengan gelar sarjana, bahkan untuk posisi staf TI tingkat pemula.

Baca juga: Kolaborasi antarsektor jadi kunci pengembangan talenta digital

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023