Samarinda (ANTARA) - Sebanyak 400 keluarga miskin di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menerima zakat, memperoleh penanganan maupun pencegahan stunting (bayi pendek akibat kurang gizi) dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) setempat, untuk meningkatkan kualitas SDM.
"Kami sudah alokasikan anggaran Rp1 miliar lebih untuk pencegahan atau penanganan bayi stunting agar bisa tumbuh normal, sekaligus untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)," kata Wakil Ketua II Baznas Kaltim Abdurrahman AR di Samarinda, Rabu.
Pencegahan dan penanganan stunting tersebut dilakukan kerja sama dengan pihak terkait yang memiliki sumber daya maupun kader hingga tingkat desa dan kelurahan, yakni Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) serta Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga.
Bantuan penanganan sunting dilakukan karena hal ini menyangkut masa depan anak bangsa, mengingat Baznas Kaltim mendukung pemerintah dalam membangun manusia berkualitas, beriman dan bertakwa kepada Allah.
Baca juga: Baznas Banjarmasin gelar acara pemberian nama anak secara massal
Baca juga: Pemkot Padang kerja sama penanganan stunting dengan BKKBN dan Baznas
Jika ada generasi yang stunting akibat kurang gizi, kata dia, akan sulit mewujudkan generasi cerdas dan berkualitas, karena mereka yang stunting biasanya berdampak pada cara berpikir yang kurang paripurna.
"Penyisihan anggaran Rp1 miliar lebih ini merupakan salah satu bentuk sumbangan kami dalam usaha mengatasi masalah sosial, salah satunya adalah penanganan stunting. Tugas lain kami juga mengatasi masalah kemiskinan dan masalah sosial lain, kami selalu beriringan dengan pemerintah dalam mengatasi persoalan sosial," katanya.
Sementara Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Kaltim Sunarto mengatakan, 400 keluarga calon penerima makanan tambahan bergizi yang anggarannya dari Baznas Kaltim tersebut berasal dari sembilan kabupaten/kota di Kaltim.
Rinciannya di Samarinda sebanyak 90 orang (keluarga miskin), Balikpapan 50 orang, Bontang 30 orang, Kutai Kartanegara 35 orang, Kutai Timur 45 orang, Kutai Barat 30 orang, Paser 50 orang, Penajam Paser Utara 30 orang, dan Kabupaten Berau 40 orang.
Adapun sasaran penerima manfaat berupa paket makanan lokal kaya protein tersebut adalah calon pengantin, ibu hamil, dan bayi dengan usia 0-23 bulan.
"Mengapa calon pengantin juga menjadi sasaran penerima bantuan makanan lokal bergizi minimal selama enam bulan ini, karena mereka adalah calon ibu, sehingga jangan sampai mereka mengandung dan melahirkan bayi stunting akibat kurang gizi," kata Sunarto.*
Baca juga: Cegah stunting, BKKBN-Universitas YARSI-BAZNAS jalin kerja sama
Baca juga: Baznas temukan kasus stunting di antara anak-anak terdampak Semeru
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023