Kendari (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kendari, Sulawesi Tenggara, mencatat sebanyak 25 orang warga di daerah tersebut meninggal dunia akibat penyakit Tuberkulosis (TBC) atau TB dari 1.181 kasus sepanjang 2022.
"Dari data 1.181 kasus TB 2022 itu, ditemukan 25 kasus kematian. Dari 25 kasus kematian TB ini tidak semua murni karena TB, bisa ada komplikasi dengan penyakit yang lain tapi penyebab terbesarnya karena keganasan dari bakteri TB dalam dirinya," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kendari Ellfi di Kendari, Rabu.
Dia menyebut dari kasus 1.181 TB tersebut lebih banyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki di bandingkan perempuan. Selain itu, dari 1.181 kasus tersebut ditemukan 72 kasus pada anak-anak.
Ia menyampaikan bahwa dari data 1.181 kasus TB tersebut ada yang dinyatakan sensitif obat dan resistensi obat. Saat di temukan kasus TB tersebut, tata laksana pencegahan pengendalian dan pengobatan TB di laksanakan sesuai dengan standar yang di tetapkan oleh pemerintah.
Baca juga: Menkes sebut tren penyakit menular di Indonesia mulai bergeser
Baca juga: Pemkot pantau pengobatan 280 pasien TBC selama enam bulan
"Begitu ditemukan, kita pastikan dia berobat sesuai dengan standar, berat badannya, jenis kelamin, usia, takaran obat dan berapa dosis obat yang dibutuhkan sudah bisa diperkirakan saat terkonfirmasi TB," ujarnya.
Saat ini Pemerintah Kota Kendari memiliki program terapi pencegahan Tuberkulosis (TBC) untuk mencegah terjadinya penularan penyakit tersebut.
"Terapi pencegahan Tuberkulosis ini, mulai tahun 2021, 2022 kita coba perkenalkan di masyarakat bahwa ini adalah salah satu metode pencegahan supaya tidak terjadi risiko yang begitu berat ketika dia kontak langsung dengan pasien terkonfirmasi TB," kata dia.
Dia mengungkapkan bahwa kasus TB di tahun 2022 mengalami peningkatan dari kasus TB di 2021 yakni sebanyak 806 kasus.
Pihaknya memaksimalkan sistem pencatatan dan pelaporan data kasus TB pada tahun 2022. Berbeda dengan tahun 2021, bahwa belum semua pelayanan fasilitas kesehatan yang ada di kota itu melaporkan secara daring.
"Kita kan sekarang punya sistem pencatatan pelaporan yakni sistem informasi Tuberkulosis. Jadi dengan sistem ini semua data kasus TB dapat diakses di semua pelayanan fasilitas kesehatan di Kota Kendari," tutur Ellfi.
Dia menambahkan Tuberkulosis (TBC) atau TB merupakan penyakit menular akibat infeksi bakteri. Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ lain.*
Baca juga: Sudinkes Jakbar bagikan kiat hindari TBC dengan pencahayaan yang cukup
Baca juga: Sudinkes Jakbar kerahkan kader puskesmas pantau proses pengobatan TBC
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023