Jakarta (ANTARA) - Indonesia membahas pentingnya penguatan kerja sama perdagangan dan investasi dengan China ketika kedua negara sudah menjalin hubungan kemitraan strategis komprehensif selama 10 tahun.
Hal tersebut menjadi pembahasan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat memimpin Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) ke-4 Indonesia-China dengan Menteri Luar Negeri China Qin Gang di Gedung Pancasila pada Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu.
Menurut Retno, penguatan kerja sama perdagangan dengan Beijing menjadi penting karena China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.
“Dalam pertemuan, secara khusus saya sampaikan permintaan agar berbagai hambatan dagang dapat diatasi," kata Retno dalam konferensi pers usai pertemuan tersebut.
Indonesia juga bertekad meningkatkan kerja sama investasi dengan China mengingat Beijing adalah investor kedua terbesar di Indonesia tahun lalu, bahkan menjadi investor nomor satu Indonesia pada kuartal terakhir tahun lalu, sebut Retno.
Kepada Qin, Retno menegaskan bahwa Indonesia juga terus membuka pintu investasi untuk China, termasuk dalam memanfaatkan tenaga kerja Indonesia, perlindungan lingkungan, penguatan investasi hijau yang berkualitas, dan kerja sama infrastruktur.
Namun, Retno menekankan bahwa iklim investasi di Indonesia tetap akan mempertimbangkan kepentingan rakyat Indonesia.
Baca juga: RI-China memperkuat kerja sama investasi lewat forum kemitraan bisnis
Retno juga mengajak China menguatkan kemitraan dalam bidang kesehatan.
Menurut dia, Indonesia dan China telah bekerja sama dengan sangat baik dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang menjadi pengingat bagi setiap negara untuk memperkuat infrastruktur kesehatan, termasuk industri farmasi.
Adapun kemitraan kesehatan yang diusulkan Indonesia adalah implementasi kerja sama penelitian dan pengembangan vaksin dan genomika, penguatan kapasitas produksi bahan baku obat (BBO), implementasi komitmen kerja sama sister hospital, dan pembangunan herbal center di Indonesia.
Pandemi COVID-19 juga dinilai telah membukakan mata dunia mengenai pentingnya kerja sama konektivitas dan hubungan antar-masyarakat. Untuk itu, Retno mendorong China agar memulihkan konektivitas antara kedua negara.
"Pascapandemi, satu hal yang penting untuk segera dibenahi adalah masalah konektivitas. Dengan konektivitas yang baik, maka hubungan ekonomi dan hubungan antar-masyarakat akan cepat pulih," kata dia.
Pertemuan JCBC Indonesia-China itu untuk pertama kalinya kembali terlaksana sejak terakhir berlangsung di Beijing pada 2018.
Pertemuan itu juga menjadi kunjungan resmi pertama Qin ke kawasan setelah menjabat tugas baru sebagai menteri luar negeri China akhir tahun lalu.
Baca juga: RI-China memperkuat kerja sama investasi lewat forum kemitraan bisnis
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023