Moskow (ANTARA) - Rubel menguat pada awal perdagangan Rabu, menjauh dari posisi terendah hampir 10 bulan karena prospek pembayaran pajak akhir bulan yang akan datang, tetapi tertahan oleh ancaman sanksi lebih lanjut terhadap Moskow yang diharapkan minggu ini.
Pada pukul 07.10 GMT, rubel terangkat 0,6 persen terhadap dolar di 74,63, menjauh dari angka 75,30, terlemah sejak 25 April, yang dicapai selama perdagangan pada Jumat (17/2/2023).
Mata uang Rusia juga telah naik 0,8 persen untuk diperdagangkan pada 79,50 versus euro dan menguat 0,3 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan di 10,82.
Rubel akan berfluktuasi mendekati 74-75 terhadap dolar minggu ini, dengan risiko depresiasi lebih lanjut masih ada, kata BCS World of Investments.
"Namun, volatilitas rubel akan terus dihaluskan sebagian oleh aturan anggaran dan periode pajak akhir bulan mendatang yang menguntungkan," tambah BCS.
Ketidakpastian geopolitik atas konflik di Ukraina, sekarang hampir satu tahun lamanya, dan janji lebih banyak sanksi terhadap Moskow terus membebani aset-aset Rusia.
Presiden Vladimir Putin pada Selasa (21/2/2023) menangguhkan perjanjian kontrol senjata nuklir yang penting, mengumumkan bahwa sistem strategis baru telah ditempatkan pada gugus tempur, dan mengancam akan melanjutkan uji coba nuklir.
Uni Eropa mendekati paket sanksi ke-10 terhadap Rusia dan pemerintah-pemerintah Uni Eropa berharap untuk mencapai kesepakatan pada Rabu jika mereka dapat mengatasi perbedaan tentang larangan impor karet dan berlian Rusia.
Rubel biasanya lebih diminati sebelum pembayaran pajak akhir bulan, ketika eksportir mengkonversi pendapatan mata uang asing mereka. Pajak jatuh tempo bulan ini pada 28 Februari.
Kementerian keuangan akan mengadakan dua lelang obligasi negara OFZ pada Rabu.
Pasar Rusia akan ditutup pada Kamis (23/2/2023) karena Rusia merayakan hari Pembela Tanah Air dan hanya dibuka untuk perdagangan terbatas pada Jumat (24/2/2023).
Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, turun 0,4 persen menjadi diperdagangkan pada 82,7 dolar AS per barel.
Indeks saham Rusia beragam. Indeks RTS berdenominasi dolar naik 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 932,5 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel diperdagangkan 0,2 persen lebih rendah pada 2.208,5 poin.
Baca juga: Dolar dan sterling naik di sesi Asia didukung survei PMI yang optimis
Baca juga: Rupiah melemah Rabu pagi di tengah sentimen risk off pasar
Baca juga: Harga minyak stabil di awal sesi Asia, investor tunggu komentar Fed AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023