Situbondo (ANTARA) - Komisi IV DPRD Situbondo, Jawa Timur, meminta Dinas Kesehatan setempat bergerak cepat menanggulangi wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang saat ini sudah merebak di 16 kecamatan.
"Kami mendorong petugas kesehatan mulai dari Dinas Kesehatan hingga puskesmas yang tersebar di 17 kecamatan bergerak cepat menanggulangi kasus demam berdarah ini," ujar Ketua Komisi IV DPRD Situbondo H Lukman di Situbondo, Rabu.
Menurut dia, 86 kasus demam berdarah terhitung sejak Januari hingga Februari 2023 ini bukanlah jumlah yang sedikit sehingga perlu ditangani serius oleh Dinas Kesehatan dengan melakukan berbagai upaya.
Salah satunya, kata Lukman, melakukan pengasapan (fogging) di daerah endemis untuk membasmi nyamuk dewasa, maupun mengedukasi masyarakat menjaga kebersihan di rumah tinggal dan di lingkungannya.
Baca juga: Sebanyak 84 pasien DBD di Situbondo dirawat dan satu balita meninggal
Baca juga: Situbondo KLB DBD
Selain itu, lanjut dia, masyarakat juga harus diberi pemahaman pentingnya menerapkan 3M, yakni menguras penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali benda-benda (kaleng bekas) yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, serta menggunakan obat oles anti-nyamuk.
"Penerapan 3M plus ini sebagai upaya menghambat berkembang biak-nya jentik nyamuk di kaleng bekas maupun wadah yang mudah digenangi air saat musim hujan," kata Lukman.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo menyebutkan jumlah terbanyak kasus demam berdarah dengue (DBD) tersebar di empat kecamatan, yakni Mlandingan, Arjasa, Besuki, Panji dan Panarukan.
Dari 86 kasus DBD (sebelumnya disebutkan 88 kasus) sejak Januari hingga 20 Feberuari 2023, di Kecamatan Mlandingan menjadi sebaran infeksi virus nyamuk aedes aegypti terbanyak, yakni 19 kasus, disusul Arjasa 9 kasus, Besuki 9 kasus, Panji 8 kasus dan Panarukan 7 kasus dan tersebar di 11 kecamatan lainnya.
Sebelumnya, Manajemen RSUD dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo mencatat sejak Januari hingga pertengahan Februari 2023 sebanyak 84 pasien demam berdarah dengue (DBD) menjalani rawat inap satu pasien (balita 3 tahun) di antaranya meninggal dunia.
Baca juga: Gubernur Jatim; Jangan panik hadapi ancaman DBD, namun harus waspada
Baca juga: Ketua DPD ingatkan warga Jatim waspadai ancaman DBD
Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023