Pada beberapa titik, perpindahan scene agak kasar atau terkesan terburu-buruFilm “Ambush” sebetulnya punya modal yang menarik dari segi ide cerita. Walaupun fiksi, film ini setidaknya berusaha memotret kelompok tentara dalam Perang Vietnam yang tidak tercatat dalam lembar sejarah besar. Sayangnya, “Ambush” kurang digarap apik sehingga banyak “lubang” di sana-sini yang akan disadari penonton.
Plot sederhana di dalam film bukanlah masalah. Justru hal ini bisa menjadi “amunisi” untuk dapat menyajikan pengalaman menonton terbaik. “Ambush” betul-betul fokus mengejar bagaimana upaya yang dikerahkan para tentara demi mendapatkan dokumen rahasia itu.
Sayangnya, akhir cerita yang dipilih tak cukup jelas motivasi pendorongnya. Tak hanya karakter Ackerman yang putus asa dan merasa sia-sia di akhir cerita, penonton pun mungkin akan merasa demikian, terlepas dari kata-kata penyemangat yang disampaikan Jenderal Drummond.
Selain karakter-karakter kunci yang telah disebutkan, “Ambush” menampilkan banyak wajah karakter lainnya yang mungkin namanya tak begitu membekas di ingatan penonton. Ackerman sendiri kehilangan satu demi per satu rekan seperjuangannya. Para karakter tentara muda ini sayangnya tidak dikembangkan lebih matang. Bahkan relasi antara Kapten Mora dan Jenderal Drummond, di mana keduanya bolak-balik bersitegang lewat sambungan telepon, sebetulnya punya potensi besar untuk dieksplorasi lebih lanjut.
Demikian pula pergerakan kamera dan musik latar yang sedikit mengecewakan. Pada beberapa titik, perpindahan scene agak kasar atau terkesan terburu-buru, walaupun tidak seluruhnya. Pengulangan musik latar dalam adegan menegangkan juga kurang dapat membangun ambience atau suasana yang seharusnya bisa menjadi satu-kesatuan bagi film itu sendiri.
Meski begitu, sebagai sebuah hiburan, “Ambush” masih layak untuk dinikmati. Penyajian suasana perang di hutan era Perang Vietnam, ditambah suasana ketegangan di dalam lorong-lorong bawah tanah yang minim cahaya, menjadi suatu kelebihan yang ditawarkan “Ambush”.
Bagi anda penikmat film perang, “Ambush” bisa menjadi salah satu tontonan yang dapat dijadikan pilihan di tahun ini. Walau tampak “bolong” di sana-sini, film berdurasi 104 menit ini menampilkan adegan aksi dan percakapan-percakapan intens yang tak kalah menegangkan dan mengerikan di tengah kegentingan suasana perang.
Baca juga: Film perang "Shershaah" curi perhatian di ajang IIFA
Baca juga: Film dokumenter sejarah perang Jepang di Indonesia diputar di Tokyo
Baca juga: "Medieval", seluk beluk masa muda panglima perang Ceko Jan Zizka
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023