"Tahun ini kita gencarkan sosialisasi di sekolah-sekolah agar mereka paham maksud dari pengurangan plastik ini," kata Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Barat, Slamet Riyadi saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Menurut Slamet, upaya tersebut perlu dilakukan lantaran mayoritas sampah rumah tangga di Jakarta Barat berjenis plastik. Di sekolah sering ditemukan sampah plastik.
Plastik merupakan jenis sampah yang sulit terurai ketika di dalam tanah sehingga perlu upaya lebih untuk mengolahnya.
Karena itu, produksi penggunaan plastik di seluruh lini masyarakat termasuk sekolah harus dikurangi demi memperkecil jumlah sampah per hari.
Beberapa hal disampaikan pihak Sudin LH dalam sosialisasi tersebut seperti imbauan agar tidak memakai botol plastik dan memulainya dengan penggunaan tempat minuman (tumbler) serta tidak menggunakan piring jenis plastik habis pakai melainkan kotak bekal.
Baca juga: Sudin LH Jakbar angkat gunungan sampah di Tambora
Baca juga: Sudin LH Jakbar olah ribuan ton sampah jadi barang bernilai ekonomi
Pihaknya juga mengajarkan tata cara membuang sampah yang benar sesuai dengan jenis tong yang disediakan. Selain itu, siswa dan guru juga diajak untuk mengolah dan memberdayakan bank sampah yang ada di setiap sekolah.
"Kita upayakan sosialisasi itu ke seluruh sekolah. Paling bagus ke sekolah tingkat SD supaya mendapatkan pemahaman sejak dini," kata dia.
Sosialisasi tersebut dilakukan setiap bulan ke sekolah-sekolah yang sudah ditentukan. Pihak sekolah yang mau mendapatkan sosialisasi tersebut juga bisa menghubungi Suku Dinas Lingkungan Hidup dan Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat I dan II.
Dengan upaya tersebut, dia berharap penggunaan plastik di setiap sekolah bisa berkurang secara perlahan.
Jakarta Barat memproduksi sampah rumah tangga seberat 900 sampai 1.200 per hari. Sampah tersebut dibuang ke 35 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) terpadu sebelum akhirnya dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Pihaknya juga mengajarkan tata cara membuang sampah yang benar sesuai dengan jenis tong yang disediakan. Selain itu, siswa dan guru juga diajak untuk mengolah dan memberdayakan bank sampah yang ada di setiap sekolah.
"Kita upayakan sosialisasi itu ke seluruh sekolah. Paling bagus ke sekolah tingkat SD supaya mendapatkan pemahaman sejak dini," kata dia.
Sosialisasi tersebut dilakukan setiap bulan ke sekolah-sekolah yang sudah ditentukan. Pihak sekolah yang mau mendapatkan sosialisasi tersebut juga bisa menghubungi Suku Dinas Lingkungan Hidup dan Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat I dan II.
Dengan upaya tersebut, dia berharap penggunaan plastik di setiap sekolah bisa berkurang secara perlahan.
Jakarta Barat memproduksi sampah rumah tangga seberat 900 sampai 1.200 per hari. Sampah tersebut dibuang ke 35 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) terpadu sebelum akhirnya dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Pewarta: Walda Marison
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023