Jakarta (ANTARA) - Victoria Azarenka, Senin, mengatakan ia berharap WTA Finals segera menemukan rumah yang "layak" setelah organisasi tenis putri dunia menangguhkan seluruh turnamen di China.

Mantan peringkat satu dunia dan juara Australia Open dua kali itu juga mendesak agar arena turnamen penutup musim itu segera diumumkan, untuk memungkinkan pemasaran yang lebih baik terhadap kejuaraan di pengujung tahun itu.

WTA Finals diikuti peringkat delapan besar tunggal dan delapan besar nomor ganda. Turnamen itu seharusnya digelar di Shenzhen, kota di pesisir selatan China, setiap tahunnya dalam 10 tahun, mulai dari edisi 2019.

Kesepakatan dengan Shenzen itu memecahkan rekor dan seri pertama turnamen tersebut di sana pada 2019 menyaksikan hadiah utama untuk juara nomor tunggal Ashleigh Barty senilai 4,42 juta dolar, yang menjadi rekor hadiah tertinggi untuk petenis baik di tur ATP maupun WTA.

Akan tetapi, pandemi dan kasus hilangnya petenis China Peng Shuai -- yang menyebabkan WTA menangguhkan seluruh operasi di China-- berarti WTA Finals belum bisa kembali ke Shenzhen lagi sejak 2019.

Peng, mantan pemain ganda peringkat satu dunia, belum pernah terlihat lagi di luar China sejak menyatakan tuduhan, yang kemudian ia cabut, pelecehan seksual yang dilakukan seorang pejabat tinggi di China.

Kejuaraan WTA itu kemudian dibatalkan pada 2020 dan dipindah ke Guadalajara, Meksiko, pada 2021 dan ke Fort Worth, Texas, Amerika Serikat pada tahun lalu.

Namun, WTA Finals di Fort Worth menyaksikan jumlah penonton yang jarang karena pemilihan arena di sana diumumkan terlambat yaitu pada September, kurang dari dua bulan sebelum turnamen berlangsung.

"Kami perlu sesuatu yang layak untuk Finals ini," kata Azarenka, yang merupakan anggota aktif dari Dewan Pemain WTA, di depan awak media saat turnamen WTA di Dubai, Senin, seperti dilansir AFP.

"Beberapa tahun terakhir dengan pengumuman yang begitu pendek, jelas tidak ada waktu untuk marketing, menurut hemat saya, kurang dihargai."

Azarenka mengatakan turnamen yang digelar di Guadalajara menghadirkan penonton yang "menakjubkan" dan yakin panggung turnamen bergengsi itu di masa depan harus menerima sambutan yang sama.

Tapi dia mengatakan bahwa "belum ada tempat yang ditentukan saat ini."

"Masih ada pembicaraan dengan China. Belum ada yang pasti."

Musim ini akan menandai hari jadi ke-50 dari WTA dan Azarenka menyinggung seoal perlunya evolusi dalam tour tersebut, seraya memperingatkan bahwa "orang-orang dari generasi yang lebih tua" tampaknya menahan olahraga tersebut.

Dia juga mengajak para pemain lebih bersatu dan terlibat dalam upaya memajukan tenis.

"Sangat sulit untuk mengubah cara yang sudah ada, memecahkan tradisi yang telah berjalan selama ini," kata dia. "Tenis harus lebih cepat dalam hal pemilihan waktu."

Dia mengatakan musim kompetisi tenis profesional -- yang membentang selama 11 bulan dalam setahun, paling panjang dari olahraga apapun di dunia -- harus diubah, karena hal itu "tidak menarik bagi para fan."

Azarenkan lolos ke babak kedua turnamen WTA di Dubai menyusul kemenangan 6-3, 7-5 atas petenis Rusia Anastasia Pavlyuchenkova dan bakal berhadapan dengan petenis Amerika Serikat Amanda Anisimova pada Selasa.

Unggulan pertama Iga Swiatek dan juara Australia Open Aryna Sabalenka juga akan beraksi di turnamen WTA 1000 itu pada Selasa.


Baca juga: Swiatek pertahankan posisi No.1 dunia setelah kemenangan Qatar
Baca juga: Djokovic samai rekor Graf jadi petenis terlama di peringkat 1 dunia
Baca juga: Alcaraz juarai Argentina Open setelah empat bulan absen karena cedera
Baca juga: Medvedev tekuk Sinner untuk raih gelar Rotterdam

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2023