Jakarta (ANTARA News) - Departemen Luar Negeri (Deplu) tidak akan berspekulasi mengenai siapa dan motif apa yang mendasari munculnya ancaman bom di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra, Australia.Juru Bicara Deplu Desar Percaya mengemukakan hal itu di Jakarta, Jumat, berkaitan dengan adanya ancaman bom di KBRI Canberra pada 16 Mei 2006. "Ancaman itu ternyata ancaman palsu," katanya. Sekitar pukul 11.50 waktu setempat pihak security national hotline Australia menerima telepon gelap dari seseorang yang tidak diketahui identitasnya yang menyebutkan bahwa ada seseorang yang menanamkan bom di wilayah KBRI Canberra. Menurut dia, setelah menerima informasi dari otoritas Australia, KBRI Canberra kemudian mengijinkan polisi federal Australia untuk menyisir halaman dan gedung KBRI Canberra sekitar pukul 13.00 waktu setempat. "Telah dilakukan prosedur sebagaimana semestinya dan ancaman bom itu tidak terbukti," katanya. Deplu, kata dia, tidak berniat berspekulasi lebih jauh mengenai siapa dan motifnya. Untuk langkah selanjutnya, kata dia, pihak KBRI Canberra melakukan prosedur ketat tentang masuknya barang-barang dari luar KBRI, misal surat atau paket. Atas peristiwa itu, kata Jubir, pihak KBRI Canberra meminta supaya seluruh staf tetap tenang bekerja, tetapi tetap meningkatkan kewaspadaan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006