New York (ANTARA) - Penjara-penjara di negara bagian dan federal Amerika Serikat (AS) mencatat lonjakan kematian hampir 50 persen selama tahun pertama pandemi, dan jumlah di enam negara bagian meningkat lebih dari dua kali lipat, demikian dilansir The New York Times pada Minggu (19/2), mengutip laporan komprehensif pertama data kematian di penjara pada periode COVID-19.
"Lonjakan kematian yang luar biasa pada 2020 ini mencapai lebih dari dua kali lipat peningkatan di Amerika Serikat secara keseluruhan, dan bahkan melebihi perkiraan persentase peningkatan di panti jompo, di antara sektor-sektor yang paling terpukul secara nasional," ungkap The New York Times.
Meski ada banyak bukti bahwa penjara merupakan titik panas (hotspot) dari COVID, data tersebut menggarisbawahi seberapa cepat virus itu merebak melalui fasilitas yang penuh sesak, dan bagaimana populasi narapidana yang menua, kekurangan staf pemasyarakatan, dan tenaga kesehatan yang tidak dilengkapi dengan peralatan medis memadai membuat narapidana sangat rentan ketika menghadapi masa terburuk krisis kesehatan masyarakat dalam satu abad terakhir, menurut laporan itu.
Infeksi COVID meningkatkan total kematian, tetapi para narapidana juga dapat meninggal akibat penyakit lain, bunuh diri dan kekerasan, menurut data yang dikumpulkan oleh para peneliti fakultas hukum di University of California, Los Angeles.
Secara keseluruhan, setidaknya 6.182 orang meninggal di penjara Amerika pada 2020, dibandingkan dengan 4.240 kematian pada tahun sebelumnya, bahkan ketika populasi penjara di negara itu menurun menjadi sekitar 1,3 juta narapidana dari sebelumnya 1,4 juta lebih, kata laporan itu sebagaiman dilaporkan Xinhua.
Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023