Shanghai (ANTARA) - Saham-saham China mencatat hari terbaiknya sejak akhir November pada penutupan perdagangan Senin, karena selera risiko membaik di tengah harapan ekonomi secara bertahap bergeser dari pembukaan kembali ke pemulihan, melebihi tekanan dari ketegangan AS-China.

Indeks saham-saham unggulan China CSI 300 ditutup terangkat 2,5 persen dan Indeks Komposit Shanghai berakhir menguat 2,0 persen. Kedua indeks membukukan lompatan harian terbesar sejak 29 November.

Sementara itu, indeks acuan Hang Seng Hong Kong berakhir terkerek 0,8 persen dan China Enterprises Index bertambah 1,0 persen.

"Data frekuensi tinggi menunjukkan kemacetan lalu lintas dan keramaian kereta bawah tanah di kota-kota besar telah pulih ke tingkat yang mendekati normal. Di kota-kota Tier-1, transaksi properti sekunder telah kembali dengan kuat," kata Hao Hong, kepala ekonom di Grow Investment Group.

Goldman Sachs masih memperkirakan pengembalian harga sekitar 20 persen dari saham China selama 12 bulan ke depan, setelah MSCI China mengoreksi turun 9,0 persen dalam sebulan terakhir.

Bank Wall Street itu percaya bahwa tema utama di pasar saham akan secara bertahap bergeser dari pembukaan kembali ke pemulihan, dengan pendorong potensi keuntungan yang kemungkinan berasal dari pertumbuhan laba perusahaan.

Saham-saham pialang China dan China CSI Financials masing-masing menguat 4,1 persen dan 3,1 persen, setelah pengawas sekuritas China mengatakan pihaknya menerapkan sistem penawaran umum perdana berbasis pendaftaran baru pada Jumat (17/2/2023), yang bertujuan untuk mendorong listing baru dan meningkatkan penggalangan dana perusahaan.

China International Capital Corp melonjak 7,9 persen dan CITIC Securities bertambah 4,0 persen.

Penjualan rumah baru di 16 kota China naik untuk minggu ketiga berturut-turut, meningkatkan saham pengembang properti China. Indeks Real Estat CSI 300 naik hampir 2,5 persen.

Raksasa-raksasa teknologi yang tercatat di Hong Kong naik 1,3 persen meskipun masih ada ketegangan China-AS.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Sabtu (18/2/2023) memperingatkan diplomat top China Wang Yi tentang konsekuensi jika Beijing memberikan dukungan material untuk invasi Rusia ke Ukraina.

"Pertemuan antara Wang Yi dan Antony Blinken pada akhir pekan tidak banyak meredakan ketegangan antara keduanya dan malah menambah lebih banyak bahan bakar ke dalam api," kata Maybank dalam sebuah catatan.


Baca juga: Saham Hong Kong "rebound" ikuti kenaikan AS, China ditutup melemah
Baca juga: Saham China jatuh tertekan data inflasi AS dan kekhawatiran geopolitik
Baca juga: Optimisme terhadap saham China naik ke level tertinggi dalam 5 tahun

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023