Harga minyak sedikit berubah di awal perdagangan Asia pada Senin pagi.

Singapura (ANTARA) - Harga minyak sedikit berubah di awal perdagangan Asia pada Senin pagi, setelah merosot dua dolar Amerika Serikat (AS) per barel pada Jumat (17/2), karena meningkatnya pasokan di AS dan perkiraan kenaikan suku bunga yang lebih tinggi mendinginkan optimisme atas pemulihan permintaan China.

Minyak mentah Brent turun 9 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 82,91 dolar AS per barel pada pukul 00.51 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan Maret, yang berakhir pada Selasa (21/2), berada di 76,40 dolar AS per barel, naik 6 sen. Kontrak April yang lebih aktif turun 9 sen menjadi 76,46 dolar AS.

Kedua harga acuan minyak ditutup lebih rendah sekitar 4,0 persen minggu lalu setelah AS melaporkan persediaan minyak mentah dan bensin yang lebih tinggi.

Washington juga mengumumkan rencana untuk melepaskan 26 juta barel minyak mentah dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) yang dapat menyebabkan stok lebih tinggi di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak WTI, hingga Mei, kata analis Energy Aspects dalam sebuah catatan.

Ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan terus menaikkan suku bunga yang dapat memperkuat dolar AS, juga membatasi harga minyak. Greenback yang lebih kuat membuat minyak berdenominasi dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Tanda lain dari peningkatan pasokan, Kazakhstan akan memasok 100.000 ton minyak melalui pipa Druzhba Rusia ke Jerman pada Maret untuk kilang PCK Schwedt.

Di Asia, investor mengincar keputusan Bank Sentral China (PBoC) tentang suku bunga hipotek (KPR) untuk mendukung pemulihan di sektor properti dan ekonominya, kata analis CMC Markets Tina Teng. China adalah importir minyak mentah terbesar di dunia.

Para analis memperkirakan impor China mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada tahun 2023, karena meningkatnya permintaan bahan bakar transportasi dan kilang baru mulai beroperasi.

China, bersama dengan India, telah menjadi pembeli utama minyak mentah Rusia setelah embargo Uni Eropa. Impor minyak India dari Rusia mencapai rekor 1,4 juta barel per hari pada Januari, data perdagangan menunjukkan.
Baca juga: Minyak merosot terseret data ekonomi dan dolar AS yang lebih kuat
Baca juga: Khawatir bunga AS naik, minyak di jalur penurunan mingguan 2,5 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023