Bandarlampung (ANTARA) - Kurang lebih setahun ke depan masyarakat di Indonesia akan mengikuti pesta demokrasi secara serentak, untuk memilih calon Presiden RI, anggota legislatif, serta kepala daerah (gubernur, wali kota dan bupati).
Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu serentak 2024 telah memulai tahapan awal sejak 14 Juni 2022. Saat ini tahapan sudah memasuki pencocokan dan penelitian (Coklit) guna Penyusunan Daftar Pemilih Pemilu Tahun 2024, termasuk di Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung.
Dalam tahapan coklit, guna menyusun daftar pemilih dan pemutakhiran data pemilih, penyelenggara pemilu dibantu oleh pantarlih yang dibentuk oleh panitia pemungutan suara (PPS) dan berkedudukan di lingkungan tempat pemungutan suara (TPS).
KPU Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung, telah menetapkan TPS pada pemilu 2024 sebanyak 2.846 unit, sehingga tenaga adhoc pantarlih yang direkrut pun sebanyak jumlah TPS yang telah ditetapkan.
Dari 2.846 pantarlih yang direkrut KPU Kota Bandarlampung terdapat seorang adhoc penyandang disabilitas, yakni Rido Kuncoro (27), yang ikut membantu penyelenggara dalam tahapan coklit, guna pemuktahiran data pemilih.
Rido Kuncoro memiliki kekurangan dari segi fisik. Sejak lahir dirinya telah dikaruniai kedua lengan dan kaki yang tidak sempurna dibandingkan orang normal lainnya. Tekad besar hatinya dalam menyukseskan pesta demokrasi begitu kuat.
Keterbatasan fisik tidak menjadi kendala bagi dirinya untuk bertugas serta berpartisipasi sebagai pantarlih, dengan sepeda motor maticnya, Rido melakukan pekerjaannya menyambangi rumah-rumah warga secara langsung yang menjadi wilayah kerjanya sebagai pantarlih untuk melakukan coklit.
Sejak sepekan lalu, kegiatan melakukan coklit kepada warga telah dilakoninya, bahkan Rido pun menepikan sejenak aktivitas sehari-harinya sebagai ojek daring.
Berpakaian rompi dan topi hitam bertuliskan pantarlih, dengan tas berisikan data-data warga yang akan dicoklit, Rido datang dengan senyum sapa, seraya memperkenalkan diri sebagai pantarlih yang akan melakukan pencoklitan kepada warga yang didatanginya.
Dalam melakukan tugasnya, Rido tak kalah dengan orang normal lainnya. Keseriusan, ketelitian serta kehati-hatian saat pencoklitan terlihat di wajahnya. Menanyakan berulangkali terkait data para warga yang dicoklit pun dilakukannya agar tidak terjadi kesalahan saat sinkronisasi data.
Sambil membungkuk, Edo, sapaan akrabnya, memegang sebuah pena dengan kedua lengannya, secara perlahan menuliskan dan mencocokkan data-data warga pada secarik kertas berisikan nama-nama pemilih yang harus didatanginya.
Dengan tangan yang dalam kondisi luar biasa itu pula, Edo mengoperasikan telepon pintar untuk menyinkronkan data dengan aplikasi E-Coklit. Kegiatan itu terlihat dirinya sudah biasa melakukan hal tersebut.
Dia mengakui bahwa baru pertama kali ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemilu dengan menjadi petugas pantarlih.
Menjadi petugas pantarlih bukan tanpa kendala dan hanya melakukan pencocokan data warga saja, akan tetap banyak suka dan duka yang telah dilewatinya selama satu pekan menjalani tugas itu.
Dalam proses coklit, Rido mengaku, kendala yang banyak dialaminya, yakni terdapat pada warga yang tidak dapat ditemui karena mereka bekerja. Meskipun demikian hal tersebut diyakini bukan menjadi masalahnya saja, tetapi semua pantarlih di Bandarlampung juga menghadapi permasalahan yang serupa.
Karena itu dirinya memilih bersabar dan membawa pikiran dan perasaan enjoy dengan pekerjaan yang saat ini dilakoninya guna ikut menyukseskan pemilu serentak pada 2024. Sebab, apabila tidak bisa siang hari melakukan pencoklitan, Rido pun siap melayani permintaan coklit di malam hari.
Sejauh dirinya menjadi petugas pantarlih, respons masyarakat yang ditemuinya cukup baik dengan menerima kehadirannya sebagai petugas yang diamanati oleh penyelenggara untuk melakukan pemutakhiran data pemilih.
"Sejauh ini tidak ada penolakan warga, respon mereka baik-baik saat saya datangi, hanya saja memang kendalanya ada di warga yang sulit ditemui karena mereka bekerja di siang hari dan pulang kampung saat hari libur," ujarnya, dalam perbincangan dengan Antara.
Data KPU Bandarlampung hingga Sabtu (18/5), warga yang telah dicoklit hingga kini telah mencapai 25 persen dari jumlah data hasil sinkronisasi/pemadanan data yang diturunkan oleh KPU RI sebanyak 800.406 pemilih.
Anggota KPU Bandarlampung Fery Triatmojo mengatakan bahwa pada prinsipnya siapa saja memiliki kesempatan yang sama menjadi pantarlih, tidak hanya orang dengan kondisi normal, namun juga mereka yang berkebutuhan khsusus secara fisik.
Meskipun KPU Bandarlampung membuka lebar partisipasi pada penyelenggaraan pemilu serta tidak membedakan antara yang normal dan orang dengan berkebutuhan khusus. Namun tidak semua disabilitas dapat ikut dalam kerja-kerja pencoklitan.
"Maksudnya disabilitas tuna netra, misalnya, kami tidak bisa ikut sertakan, karena sejauh ini belum ada alat bantu untuk mereka melaksanakan kerja-kerja coklit," kata dia.
Sementara itu, untuk disabilitas fisik, selagi tidak mengganggu aktivitasnya dan mobilitasnya, serta kinerjanya bagus, tentu itu bukan menjadi kendala untuk ikut dalam partisipasi penyelenggaraan pemilu, khususnya pada tahapan coklit.
KPU pun mengapresiasi Rido Kuncoro yang dengan kekurangan fisiknya, namun mobilitas dalam melakukan pencoklitan cukup tinggi, bahkan motivasinya untuk ikut menyukseskan tahapan coklit ini pun sangat besar.
Sejauh ini memang kendala pantarlih adalah masyarakat Kota Bandarlampung yang tipologinya bekerja pada siang hari, sehingga banyak yang bisa ditemui pada malam hari.
Namun begitu, angka 25 persen warga yang sudah dicoklit dari jumlah data pemilih yang telah disinkronisasi sebanyak 800.406 merupakan yang tertinggi, bila dikomparasikan dengan 15 kabupaten dan kota di Provinsi Lampung.
Tahapan pencocokan dan penelitian (coklit) untuk penyusunan daftar pemilih pemilu 2024 sendiri telah dimulai sejak 12 Februari dan akan berlangsung hingga 14 Maret 2023.
KPU Bandarlampung menargetkan bahwa sebelum tanggal 14 Maret 2023 tahapan coklit sudah beres, untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya, yakni rekapitulasi penyusunan daftar pemilih.
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023