"Tokoh-tokoh yang selama ini tidak pernah terpikir apa dan kenapa, siapa dan di mana, tapi lahir menjadi pemimpin bangsa salah satunya siapa? Pak Joko Widodo,"
Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut Reformasi 98 telah melahirkan banyak tokoh nasional, salah satunya adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Tokoh-tokoh yang selama ini tidak pernah terpikir apa dan kenapa, siapa dan di mana, tapi lahir menjadi pemimpin bangsa salah satunya siapa? Pak Joko Widodo," kata Erick Thohir di Graha PENA 98, Jakarta, Minggu.
Erick juga menyebut Reformasi 98 mampu membuka sejumlah aspek, seperti kebebasan pers dan kebebasan berpendapat. Sejumlah aspek itu tak dipungkiri lahir dari rahim Reformasi 98.
"Kita bisa saksikan, setelah reformasi kalau bicara kebebasan pers tidak usah ditanya. Saya yang merupakan bagian orang media pun merasakan, persnya bebas banget. Lalu kalau kita bicara untuk kebebasan berpendapat bebas, banget juga," ujarnya.
Erick mengutarakan, kebebasan itu tidak bisa berjalan sempurna, jika adanya kesenjangan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah sangat berkomitmen menekan kesenjangan ekonomi.
"Bagaimana pak Jokowi beberapa tahun terakhir mendorong yang namanya kesenjangan ini yang merupakan isu utama, terus ditekan. Agar apa? taraf kehidupan masyarakat kita lebih baik," ucap Erick.
Dalam kesempatan itu Erick juga mengapresiasi berdirinya kantor Graha Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA 98).
Erick mengaku takjub banyaknya karangan bunga yang berbaris di sekitar Jalan HR. Rasuna Said, Jakarta. Karangan bunga itu terkait pendirian Graha PENA 98.
"Rupanya sejarah 25 tahun yang sudah diperjuangkan, hari ini alhamdulillah tetap berlanjut. Karena bunga-bunga itu, bukan karena jajaran bunganya bersejarah, tapi bagaimana kita mengingat pengorbanan sekian banyak manusia selama Indonesia dibentuk, dan tentu pada 98 bisa terjadi namanya reformasi untuk politik Indonesia," pungkasnya.
Turut hadir pada acara tersebut Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023