Hal itu diutarakan Wapres saat menghadiri Muhasabah dan Istigasah Doa Keselamatan Bangsa dalam momentum peringatan Isra Mikraj 1444 H, di Masjid Agung Cianjur, Jawa Barat, Minggu, yang dihadiri Kasad Jenderal TNI Dudung.
"Yang saya hormati, Bapak Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman, saya nyebutnya jenderal santri. Karena memang beliau ini santri sebenarnya," kata Wapres di Cianjur, Minggu.
Dia mengaku mengetahui bahwa Dudung merupakan lulusan Pondok Pesantren Buntet Cirebon, Jawa Barat.
Baca juga: Wapres: Tawakal kepada Allah bukan berarti diam atau pasif
Baca juga: Wapres bertolak ke Cianjur hadiri Istigasah Doa Keselamatan Bangsa
"Makanya tidak heran kalau (beliau) bikin istigasah, bikin zikir, bikin doa, dan salat subuh karena beliau santri," kata Wapres.
Wapres berharap ke depan akan banyak jenderal-jenderal santri di Indonesia. Menurut Wapres, santri memiliki komitmen keagamaan dan komitmen kebangsaan karena santri dari dulu berjuang untuk membela negara.
Dia mengisahkan para santri di akhir abad ke-19 sudah melakukan perlawanan terhadap penjajah.
"Di Banten oleh Profesor Sartono Kartodirdjo disebut sebagai religius revival, kebangkitan agama, geger Cilegon. Saya nyebutnya itu bukan kebangkitan agama, tapi islamic revival, itu kebangkitan Islam. Tapi lebih tepat lagi itu kebangkitan santri-santri dalam rangka membela negara untuk menuju kemerdekaan," jelas Wapres.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023