Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mulai membekali Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk melakukan deteksi secara dini setiap faktor risiko pada anak-anak yang terkena stunting.

“TPK yang dibentuk berdasarkan amanat Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting itu, tugasnya melaksanakan pendampingan kepada calon pengantin, calon pasangan usia subur dan keluarga berisiko stunting,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Bangka Belitung Fazar Supriadi Sentosa dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Dalam menjalankan tugasnya, Fazar menuturkan bahwa TPK perlu secara rutin melakukan penyuluhan, memfasilitasi pelayanan rujukan pada keluarga berisiko stunting dan memfasilitasi penerimaan program bantuan sosial.

Oleh karenanya, BKKBN menggelar Pelatihan Tim Pendamping Keluarga bagi Fasilitator Tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2023 di Fox Hotel Pangkal Pinang yang digelar pada 14-15 Februari 2023.

Baca juga: 300 ribu bayi lahir stunting dampak lemahnya skrining kesehatan ibu

Baca juga: BKKBN: Pangan lokal bantu cegah stunting saat krisis kemarau

Tujuannya yakni membekali ilmu surveilans yang merupakan kegiatan pengamatan yang sistematis, dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian stunting atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya prevalensi stunting.

Nantinya setelah memperoleh dan memberikan informasi, maka TPK akan mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien. Para fasilitator yang hadir berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung, OPD KB dan PLKB yang telah mendapatkan Training Of Trainer TPK tahun 2023.

Pelatihan TPK bagi fasilitator kali ini, katanya, akan dikaitkan dengan beberapa materi seperti konsep dasar stunting dan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), tugas dan fungsi TPK, mekanisme kerja TPK, kampung KB berkualitas dan komunikasi antar pribadi.

Di Bangka Belitung, total peserta yang mengikuti pelatihan TPK kali ini berjumlah 54 orang yang terdiri dari seluruh koordinator PKB/PLKB Kecamatan dan OPD KB se-Provinsi Bangka Belitung.

Kemudian jumlah TPK di Provinsi Bangka Belitung sendiri, ada sebanyak 1.050 tim atau 3.150 orang personel terdiri dari kader KB, kader PKK, dan bidan desa.

Ia berharap, semua pencapaian kinerja perwakilan BKKBN Bangka Belitung tidak terlepas dari dukungan seluruh Tim Pendamping Keluarga yang ada di lini lapangan.

“Prevalensi stunting (di Bangka Belitung) memang turun dari 18,6 persen menjadi 18,5 persen. Penurunan prevalensi stunting ini tidak begitu menggembirakan karena yaitu hanya turun sebanyak 0,1 persen. Makanya, pelatihan TPK ini harus diikuti dengan serius sehingga mendapatkan hasil maksimal,” kata Fazar.

Baca juga: BKKBN sebut Pancasila dorong penanganan stunting lebih kuat

Baca juga: BKKBN nyatakan stunting harus tuntas untuk RI yang berkualitas

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023