Jakarta (ANTARA) - Perusahaan transformasi digital Schneider Electric (SE) bersama Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) melakukan percepatan transformasi digital pada industri makanan dan minuman (mamin) di dalam negeri.
Untuk itu SE bersama GAPMMI melakukan kerjasama dalam pengembangan keahlian digital bagi SDM di industri makanan dan minuman (mamin).
Business Vice President Industrial Automation Schneider Electric Indonesia Martin Setiawan dalam keterangannya di Jakarta, Jumat mengatakan transformasi digital di industri mamin tergolong cukup kompleks mengingat transformasi tersebut harus dapat mencakup tiga fokus area yaitu Agile Manufacturing, Efficient Facilities dan Resilient Supply Chain.
Integrasi ketiga area tersebut dimungkinkan dengan pemanfaatan Industrial Internet of Things dan teknologi otomasi yang terbuka, kolaboratif dan berbasis software.
"Untuk dapat memaksimalkan potensi digitalisasi, dibutuhkan kemampuan sumber daya manusia dalam mengoperasikannya," katanya.
Menurut dia, kemampuan tersebut tidak hanya dalam pengoperasian secara teknis, namun juga kognitif antara lain kreativitas, pemecahan masalah yang kompleks, pemikiran kritis, analitis dan inovatif, serta kepemimpinan.
Aspek-aspek ini,lanjutnya, akan menjadi fokus dalam pengembangan pendidikan dan kurikulum pembelajaran yang akan dirumuskan bersama dengan GAPMMI.
Untuk itu, kerjasama dengan GAPMMI tersebut mencakup pengembangan pendidikan, kurikulum pelatihan, program pelatihan, sertifikasi kompetensi dan konsultansi industry 4.0 readiness assessment untuk para anggota GAPMMI yang akan berlangsung selama tiga tahun ke depan hingga 2025.
Ketua Umum GAPMMI Adhi S. Lukman menambahkan kerjasama pengembangan kompetensi digital bagi SDM mamin ini dilatarbelakangi oleh komitmen pelaku industri mamin nasional dalam upaya percepatan transformasi digital untuk menghadapi tantangan masa depan dan meningkatkan daya saing di pasar global.
Selama tiga tahun kerjasama ini, tambahnya, ditargetkan dapat melatih tenaga profesional di bidang engineering OT, operations dan tenaga IT.
Dikatakannya, saat ini konsumen semakin kritis terhadap produk yang dikonsumsinya baik dari sisi kualitas, nilai tambah yang ditawarkan, dan dampak lingkungannya.
Oleh karena itu produsen mamin membutuhkan teknologi yang dapat mengintegrasikan dan menyediakan visibilitas menyeluruh terhadap tiap siklus hidup sistem rantai pasok mulai dari suplai bahan baku, proses produksi, pengemasan, distribusi hingga sampai ke tangan konsumen.
"Teknologi ini membutuhkan tenaga ahli yang terampil dalam mengoperasikannya. Pengembangan SDM inilah yang menjadi fokus GAPMMI saat ini dalam mendukung para anggota kami,” ujar Adhi.
Baca juga: Industri dukung literasi konsumen terhadap produk olahan
Baca juga: Gapmmi dukung pemerintah wujudkan industri kondusif
Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023