Jakarta (ANTARA) - Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) kembali hadir dalam rangka 70 tahun Program Beasiswa Australia di Indonesia.

"Australia terkenal secara global akan keahliannya di bidang perfilman, dan FSAI merupakan kesempatan luar biasa untuk berinteraksi dengan para ahli dan mendapatkan pengalaman terbaik dalam perfilman Australia dan Indonesia," kata Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams PSM di Jakarta, Jumat.

Menurut William, festival ini akan menampilkan tujuh film dan tujuh sesi masterclass di tujuh kota.

Film pertama yang akan diputar pada 18 Februari adalah film "Sweet As" yang bercerita tentang sisi lain persahabatan remaja, cinta pertama dan menemukan jati diri di jalan yang jarang dilalui.

Film itu mendapatkan anugerah Innovation Award dalam Festival Film Internasional Melbourne 2022 melalui sutradaranya, Jub Clerc.

Baca juga: Digelar virtual, festival sinema Australia Indonesia (FSAI) 2022
​​​​​​​

FSAI yang akan berlangsung pada 24 Februari hingga 18 Maret akan digelar di bioskop-bioskop di Surabaya, Makassar, Mataram, Yogyakarta, Bandung dan Tangerang Selatan,

Film lain yang diputar adalah "Penguin Bloom", "Moon Rock for Monday", "The Doctor's Wife: The Legend of Molly Johnson", dan film komedi animasi "Peter Rabbit 2: The Runaway".

Kemudian ada juga film yang diproduseri alumni Australia, Mira Lesmana, yaitu drama menegangkan "Paranoia" dan kisah mudik "Humba Dreams".

Selain pemutaran film di sejumlah bioskop, FSAI juga akan diramaikan dengan serangkaian kegiatan eksklusif bersama alumni Australia seperti nonton bersama dan networking.

Bagi yang ingin menikmati film-film di atas dapat mengunjungi laman FSAI.id untuk mendapatkan tiket gratis.

Baca juga: Sandiaga: Indonesia dan Australia berpotensi kerja sama di bidang film

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023