Makassar (ANTARA) - Emergency Medical Team (EMT) Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI telah siap memberikan pelayanan kesehatan bagi korban gempa Turki melalui rumah sakit lapangan yang telah didirikan di wilayah Hatay, Turki.

"Dalam waktu dekat ini mungkin mulai besok sudah bisa melayani korban yang membutuhkan pelayanan kesehatan," ungkap
Dokter Halik Malik sebagai salah satu anggota EMT asal Makassar yang telah berada di Hatay, Turki.

Pihak relawan kesehatan dari Indonesia memperoleh lahan sekitar 100×200 meter untuk membangun belasan tenda-tenda rumah sakit lapangan guna memberikan layanan kesehatan primer hingga sekunder bagi korban maupun masyarakat terdampak gempa Turki.

Setidaknya, rumah sakit sementara itu dimungkinkan mampu memberikan pelayanan kepada 100 hingga 200 pasien secara bertahap.

Terlebih, Tim Medis rumah sakit lapangan yang dibangun relawan Indonesia memiliki formasi lengkap yang menghadirkan berbagai petugas kesehatan dalam menangani kedaruratan dan kebencanaan, mulai dari dokter, perawat, ahli gizi, ahli kesehatan masyarakat hingga monolog untuk menilai kebutuhan dan memberikan layanan cepat kepada korban bencana.

"Ini upaya kolaboratif untuk kemanusiaan, kekuatannya kita dari berbagai profesi yang telah terdaftar di BNPB maupun Kementerian Kesehatan dalam pelayanan kedaruratan," ujar Dokter Halik..

Pemerintah Turki bersama badan koordinasi kesehatan untuk kebencanaan yang dipimpin oleh Badan Kesehatan Dunia meminta pelayanan tipe 2 yakni tidak sekadar melayani pasien-pasien yang kebutuhannya primer saja, tetapi juga untuk kebutuhan sekunder.

Kebutuhan sekunder seperti kebutuhan untuk perawatan, operasi, kemudian menolong persalinan sampai pemeriksaan-pemeriksaan penunjang lainnya misalnya pemeriksaan radiologi, USG dan pemeriksaan laboratorium apabila memungkinkan.

Rumah sakit lapangan ini diharapkan seperti halnya pelayanan rumah sakit pada umumnya, terdapat pelayanan registrasi, terutama triase atau penilaian kebutuhan dari korban.

Jika bersifat emergency, maka akan segera ditangani di tenda UGD, termasuk yang membutuhkan tindakan operasi misalkan operasi tulang atau operasi bedah tulang.

"Itu bisa langsung ditangani karena kita memang sudah komplit, ada dokter ahli bedah tulang, dokter anastesi untuk bius kemudian dokter penunjang radiologi, perawat-perawat kamar operasi dan juga penata anastesi untuk pelayanan operasi yang besar pun masih bisa dilakukan," urai Dokter Halik.

Berdasarkan pengamatannya, kondisi Turki saat ini terpantau kondusif dan relatif aman. Pemerintah setempat mengerahkan personil keamanan bersenjata untuk mengawal area tenda rumah sakit lapangan. Sebanyak 20 petugas keamanan bersenjata ikut berpatroli dalam menjaga keamanan.

Relawan rumah sakit lapangan yang didirikan Emergency Medical Team (EMT) Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI untuk korban gempa di Hatay, Turki. ANTARA Foto/HO-Dokter Halik Mlik

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023