Aladdin ini berfungsi sebagai alat sterilisasi sekaligus penyimpanan alat kesehatan, dimana alat sterilisasi kesehatan bermetode plasma dan solar sel yang terhubung dengan Internet of Things (IoT)

Malang (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) mengembangkan inovasi alat sterilisasi kesehatan, sekaligus penyimpanan alat kesehatan bagi tenaga medis di daerah terpencil yang sulit mendapatkan energi listrik.

Menurut perwakilan tim, Shofi Ramadhani di Malang, Jawa Timur, Kamis, inovasi alat sterilisasi peralatan kesehatan yang mereka kembangkan diberi nama Aladdin.

"Aladdin ini berfungsi sebagai alat sterilisasi sekaligus penyimpanan alat kesehatan, dimana alat sterilisasi kesehatan bermetode plasma dan solar sel yang terhubung dengan Internet of Things (IoT)," kata Shofi.

Tujuan dari pengembangan alat sterilisasi itu untuk mempermudah tenaga medis yang ditempatkan di daerah terpencil atau daerah yang sulit mendapatkan energi listrik, sehingga mereka tetap bisa mensterilkan alat kesehatan.

Shofi menjabarkan beberapa kelebihan dari Aladdin dibandingkan autoklaf, antara lain bentuknya yang portable, hemat daya, metode plasma, lebih murah, ukuran lebih kecil, sterilisasi lebih cepat hanya 300 detik.

"Ini lebih cepat dari autoklaf yang membutuhkan 15 menit, dan terhubung dengan IoT," ujarnya.

Ide tersebut, lanjutnya, muncul sejak tahun 2018 dan telah mengalami perkembangan fitur prototipe. "Kami berkolaborasi dengan mahasiswa Teknik Elektro dan ingin menjadikan Aladdin dikenal oleh publik dan dapat digunakan secara luas," katanya.

Baca juga: Inovasi beras analog mahasiswa Unbraw raih medali emas di Thailand

Ia berharap di masa depan Aladdin dapat diproduksi secara massal. "Semoga dapat bekerja sama dengan perusahaan dan diproduksi serta digunakan secara massal," ucapnya.

Inovasi yang menorehkan prestasi dengan meraih medali emas International Award di ajang Thailand Inventor's Day 2023 tersebut, dibuat oleh kelompok mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan Fakultas Teknik UB yang beranggotakan tujuh orang mahasiswa.

Selain itu inovasi Aladdin juga meraih dua penghargaan spesial yakni dari Malaysian Research and Innovation Society (MyRIS) Special Award dan National Research Council of Thailand (NRCT) Special Award, serta medali emas.

Ketujuh mahasiswa tersebut yakni Shofi Ramadhani (FKG), Muhamad Romadhani Prabowo (FT), M. Dilan Linoval (FT), Linda Risalatul Muyasaroh (FKG), Akmal Mulki Majid (FT), Raden Aryanta Luthfi Widyatna (FT), dan Fadhil Raditya Abhiseka (FT).

Tim ini dibimbing oleh tiga dosen pembimbing yaitu Eka Maulana (FT UB), Yuanita Lely Rachmawati, serta Yuli Nugraeni (FKG UB).

Thailand Inventor’s Day merupakan salah satu ajang perlombaan internasional yang diadakan oleh Nasional Research Council of Thailand (NRCT) pada 2-6 Februari 2023 di Bangkok International Trade & Exhibition Centre (BITEC) yang yang diikuti 24 negara dengan hasil karya 469 inovasi.

Baca juga: Universitas Brawijaya menuju kampus "Artificial Intelligence"
Baca juga: Rektor: Iklim riset jadi tantangan terbesar UB wujudkan kampus AI


Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023