Jakarta (ANTARA News) - Tim Dokter Kepresidenan menyatakan belum ada rencana kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Rumah Sakit Pertamina Pusat (RSPP) untuk membezuk mantan Presiden Soeharto malam ini. "Saya sudah cek ke Ajudan Presiden barusan, dan belum ada rencana kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke RSPP," kata Ketua Tim Dokter Kepresidenan, Brigjen Dr Mardjo Soebiandono, saat dihubungi di Jakarta, Kamis malam. Mengenai rencana lanjutnya dari Presiden ke RSPP untuk membezuk mantan Presiden Soeharto, dia mengatakan belum mengetahuinya. Dia mengatakan, sekitar pukul 21.30 WIB lalu telah menghubungi Ajudan Presiden untuk mengkonfirmasi rencana kunjungan Presiden ke RSPP. "Dan saya diberitahu tidak ada kunjungan malam ini," katanya. Anggota tim Dokter Kepresidenan lainnya, dr Djoko Rahardjo, juga mengatakan dirinya belum mengetahui rencana kunjungan Presiden ke RSPP. "Saya belum tahu rencana itu, dan seharusnya saya tahu kalau ada kunjungan itu," katanya. Awalnya di kalangan wartawan beredar informasi seputar rencana kunjungan Presiden ke RSPP pada pukul 22.00 WIB untuk membezuk mantan Presiden Soeharto. Sebelumnya, tim Dokter Kepresidenan dan Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta menyatakan kondisi otak mantan Presiden Soeharto memburuk, Kamis. "Kondisi yang lainnya memang membaik tetapi otaknya menunjukkan pemburukan," kata dokter syaraf yang merawat HM Soeharto, Prof. Dr. Yusuf Misbach, SpS. Menurut dia, hasil pemeriksaan CT Scan otak, dada dan perut mantan Presiden Soeharto yang dilakukan, Kamis, pukul 09.30 WIB-09.50 WIB, lebih buruk dibandingkan hasil pemeriksaan CT Scan yang dilakukan pada Mei 2005. Ia menjelaskan, tim dokter menemukan dua infark (penyumbatan pembuluh darah -red) baru pada otak kanan Presiden kedua RI itu pada pemeriksaan CT Scan terakhir yakni pada bagian frontal (cortex) dan masa putih otak. Jaringan otak mantan orang terkuat di Indonesia pada masa Orde Baru itu juga mengalami penciutan sehingga rongga otak kian melebar. "Setelah mengalami stroke otaknya memang mengalami penciutan, tapi saat ini semakin kelihatan. Rongga otaknya semakin melebar," katanya. Yusuf mengatakan, hal itu menyebabkan mantan Presiden Soeharto cenderung sering mengantuk. "Ngantuk ini salah satu akibatnya. Saat ini sedang diobservasi apakah itu karena menurunnya kesadaran," katanya. Senada dengan Yusuf, Direktur RSPP Adji Suprajitno menyatakan bahwa HM Soeharto cenderung selalu mengantuk pada hari-hari terakhir ini.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006