Bengaluru (ANTARA) - Sebagian besar obligasi Asia menyaksikan arus masuk asing pada Januari, didorong oleh harapan bahwa Federal Reserve AS akan memperlambat laju pengetatan moneternya karena kekhawatiran inflasi mulai mereda.

Investor asing membeli total bersih gabungan sebesar 4,3 miliar dolar AS obligasi Indonesia, Malaysia, Thailand, dan India, menurut data dari otoritas regulasi dan asosiasi pasar obligasi pada Kamis.

Mata uang Asia membukukan kenaikan yang solid terhadap dolar AS pada bulan lalu, didukung oleh permintaan yang optimis untuk obligasi regional.

Obligasi Indonesia menerima sekitar 3,3 miliar dolar AS, terbesar sejak 2010. Di sisi lain, obligasi Korea Selatan mengalami arus keluar senilai 5,33 miliar dolar AS, terbesar setidaknya sejak 2009.

Para analis mengatakan arus keluar dari obligasi Korea Selatan sebagian karena kekhawatiran tentang kesulitan likuiditas di perusahaan listrik milik negara Korea Electric Power Corp.

Namun demikian, dolar telah menguat sejauh bulan ini karena data ekonomi baru-baru ini seperti harga konsumen, perekrutan dan penjualan ritel menunjukkan pembacaan yang lebih tinggi, mendorong kekhawatiran bahwa Fed AS masih harus melakukan pengetatan suku bunga lebih jauh.

"Meskipun Fed AS telah mengakui bahwa inflasi turun, pasar tenaga kerja yang sangat kuat masih dapat mendorong FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) untuk menaikkan suku bunga lebih tinggi dari perkiraan," kata Khoon Goh, kepala Riset Asia di ANZ.

"Jika inflasi tidak surut seperti yang diharapkan, kemungkinan pengetatan berlebihan Fed akan berdampak negatif bagi aliran dana ke Asia."

Baca juga: Wall Street ditutup lebih tinggi, imbas data penjualan ritel yang kuat
Baca juga: Dolar naik di awal sesi Asia ditopang ekspektasi bunga AS lebih tinggi
Baca juga: Minyak naik di Asia ditopang optimisme China, pasar abaikan stok AS

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023