Makassar (ANTARA) - Kepolisian Sektor Panakukang masih menyelidiki kasus penyebab kematian bayi perempuan berusia dua bulan berinisial AA yang meninggal di dalam mobil saat disusui ibunya di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Masih dalam lidik. Kita tunggu hasil visumnya dari Rumah Sakit Bayangkara satu dua hari ini," ujar Kapolsek Panakukang, Komisaris Polisi Abdul Aziz di Makassar, Kamis.
Sejauh ini pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab kematian bayi tersebut saat ibunya memberikan asi kepada anaknya lalu sempat tertidur di dalam mobil tersebut diduga tidak sadar menindihnya.
Berdasarkan kronologi dari keterangan ibu korban Dewi Sartika (36), kata kapolsek, kejadian pada Rabu (15/2) saat berada di Jalan Topaz depan Apartemen Royal sedang menyusui bayinya di dalam mobil dengan posisi baring menyamping dan berhadapan dengan bayi.
Suaminya Alna Setiawan berprofesi sebagai pengemudi transportasi daring saat itu di luar berbincang dengan rekannya di warung kopi. Kondisi mobil terparkir kaca tertutup dan AC mobil masih menyala, hingga akhirnya ia tertidur.
Sekitar dua jam kemudian, pukul 11.00 Wita, suaminya kembali ke mobil lalu membangunkannya dan menyuruh mengecek kondisi bayi yang masih disampingnya dalam kondisi pucat, kuku jari membiru serta mata tertutup.
Ibu korban sempat kebingungan lalu mencari pertolongan sampai ke Masjid Nurul Jihad Kompleks IDI Jalan Topaz Raya tidak jauh dari lokasi kejadian untuk meminta tolong warga, hingga akhirnya petugas kesehatan Puskesmas datang memeriksa kondisi bayi, namun sudah dinyatakan meninggal dunia.
Atas adanya informasi warga anggota kepolisian mendatangi lokasi di masjid tersebut untuk membantu orang tua korban membawanya ke rumah sakit Bayangkara guna pemeriksaan lebih lanjut.
"Petugas kita mengantar ke Rumah Sakit Bayangkara untuk pemeriksaan, korban dinyatakan sudah meninggal dunia. Petugas medis mengarahkan divisum dan diotopsi, tapi orang tuanya menolak di otopsi dan hanya divisum. Setelah itu bayi diserahkan untuk dimakamkan," kata Aziz menjelaskan.
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023