Jakarta (ANTARA) - Twitter menjadi platform media sosial pertama yang mengizinkan perusahaan ganja memasarkan produk mereka Amerika Serikat.
Sebelumnya, Twitter hanya mengizinkan iklan untuk produk topikal cannabidiol (CBD) yang berasal dari rami, sebagaimana laporan Reuters, Kamis.
Twitter mengatakan akan mengizinkan perusahaan ganja untuk beriklan selama memiliki lisensi dan hanya menargetkan pengguna di lokasi-lokasi di mana mereka mendapatkan lisensi operasi.
Baca juga: Pengguna Twitter bisa ajukan banding jika akun ditangguhkan
Diketahui bahwa saat ini sudah ada 21 negara bagian yang memperbolehkan penjualan ganja rekreasional.
Selain itu, pengiklan ganja juga tidak boleh menargetkan pengguna di bawah 21 tahun dan harus mendapatkan persetujuan dari Twitter terlebih dahulu sebelum melakukan pemasaran.
"Ini adalah kemenangan besar bagi pemasar ganja legal," kata perusahaan ganja multinegara dan ganja medis Cresco Labs.
Perusahaan-perusahaan lainnya juga dengan cepat menerima perubahan di Twitter, Trulieve Cannabis Corp bahkan telah melakukan kampanye multinegara di platform tersebut pada Rabu (15/2) waktu setempat.
"Perubahan ini bicara tentang meningkatnya penerimaan ganja sebagai kategori kesehatan arus utama. Kami berharap ini akan berfungsi sebagai katalis bagi platform media sosial lainnya untuk mengikuti," kata Kate Lynch dari Curaleaf, perusahaan ganja terbesar yang beroperasi di Amerika Serikat.
Sementara itu, media sosial lainnya termasuk Facebook, Instagram, dan TikTok tetap menerapkan kebijakan iklan tanpa ganja karena ganja masih ilegal di tingkat federal.
Baca juga: Twitter Blue telah hadir di Indonesia, langganan mulai Rp120 ribu
Baca juga: Twitter Blue hadirkan ruang cuitan hingga 4000 karakter
Baca juga: Twitter kena kartu kuning Uni Eropa akibat gagal atasi disinformasi
Penerjemah: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023