Dia menyampaikan hal itu kepada wartawan menyusul pertemuan para menteri pertahanan NATO di Brussel untuk membahas isu-isu utama terkait keamanan.
"Semakin banyak negara kini membelanjakan sedikitnya 2 persen dari PDB mereka untuk pertahanan. Dan 2022 menjadi tahun kedelapan secara berturut-turut peningkatan belanja pertahanan oleh para sekutu Eropa serta Kanada. Dengan investasi tambahan senilai 350 miliar dolar AS, tren ini diperkirakan akan berlanjut pada tahun ini. Namun, masih banyak hal yang harus dilakukan," tutur Stoltenberg.
Sekutu-sekutu NATO sebelumnya pada 2014 sepakat membelanjakan 2 persen dari PDB mereka untuk pertahanan pada 2024.
Stoltenberg menyampaikan bahwa aliansi itu telah menyepakati perlunya kerja sama erat dengan industri pertahanan untuk meningkatkan kapasitas industri mengingat Ukraina, negara yang disokong dengan dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya, "menghabiskan sangat banyak amunisi dan menipiskan persediaan para negara sekutu (NATO)."
Dia juga mengatakan bahwa para menteri pertahanan NATO akan membahas tentang keamanan infrastruktur bawah laut yang krusial menyusul sabotase terhadap jalur pipa Nord Stream.
Stoltenberg mengumumkan pembentukan Sel Koordinasi Infrastruktur Bawah Laut yang Sangat Penting (Critical Undersea Infrastructure Coordination Cell) di kantor pusat NATO.
Dalam sejumlah laporan pers, Angkatan Laut Amerika Serikat dituding atas keterlibatan dalam serangan pada September tahun lalu terhadap jalur pipa gas Nord Stream di zona ekonomi eksklusif Swedia dan Denmark di bawah Laut Baltik, yang dibangun untuk mengalirkan gas alam dari Rusia ke Jerman.
Wartawan investigasi AS Seymour Hersh dalam beberapa hari terakhir menuding para penyelam Angkatan Laut AS meledakkan bahan peledak di bawah jalur pipa tersebut dalam latihan maritim Operasi Baltik 2022 NATO.
Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023