Patriotisme adalah cinta bagi tanah air, dan cinta bagi tanah air tidak bisa diungkapkan dengan menganjurkan kejahatan,
Moskow (ANTARA) - Seorang jurnalis Rusia pada Rabu divonis hukuman enam tahun di tempat pengasingan karena menuduh angkatan udara Rusia mengebom sebuah teater di Ukraina pada April tahun lalu.
Pengadilan distrik Lenin di Kota Barnaul, Siberia, juga melarang sang jurnalis, Maria Ponmarenko, bekerja sebagai wartawan selama lima tahun, menurut pernyataan pengadilan.
Sebelumnya, kejaksaan menuntut dia dihukum sembilan tahun.
"Patriotisme adalah cinta bagi tanah air, dan cinta bagi tanah air tidak bisa diungkapkan dengan menganjurkan kejahatan," kata Ponmarenko di persidangan sebelum pembacaan vonis.
"Menyerang tetangga kalian adalah kejahatan," katanya, seperti dikutip RusNews, media tempatnya bekerja.
"Jika itu adalah perang, sebut saja perang," kata dia dari balik kerangkeng ruang sidang.
"Ini adalah kejahatan negara terhadap tentara, seperti meludahi makam para veteran."
Baca juga: Rusia klaim lebih dari 50 negara kirim senjata ke Ukraina
Ponmarenko ditahan pada April akibat unggahannya di internet.
Penahanannya itu didasarkan pada undang-undang yang diberlakukan setelah Presiden Vladimir Putin mengerahkan pasukan ke Ukraina.
Undang-undang itu mengancam pelaku penghinaan terhadap militer dengan hukuman berat.
Harian Kommersant melaporkan bahwa Ponomarenko telah didiagnosis mengidap "gangguan kepribadian histeris" saat ditahan dan menyayat pergelangan tangannya.
Dia menderita klaustrofobia dan pernah memecahkan jendela, kata pengacaranya seperti dikutip harian itu.
Baca juga: Inggris akan heningkan cipta untuk peringati setahun perang Ukraina
Teater Drama Akademik Daerah Donetsk di Mariupol hancur dalam serangan udara pada 16 Maret 2022 pagi.
Teater tersebut digunakan sebagai tempat berlindung warga sipil ketika kota itu dikepung pasukan Rusia.
Ukraina menuduh Rusia mengebom teater itu, tetapi Rusia mengatakan gedung itu diledakkan kaum nasionalis Ukraina.
Sedikitnya 300 orang tewas dalam insiden di teater itu, menurut pejabat Ukraina.
Penyelidikan oleh Amnesty International menyimpulkan bahwa tentara Rusia telah melakukan kejahatan perang dengan menyerang teater itu.
Disebutkan pula bahwa sedikitnya 12 orang telah terbunuh, tetapi banyak kematian lain yang tidak tercatat.
Rusia mengaku berusaha keras untuk menghindari jatuhnya korban sipil dalam "operasi militer khusus" di Ukraina.
Sumber: Reuters
Baca juga: Satu tahun perang Ukraina-Rusia, permusuhan kian sulit ditengahi
Baca juga: Inggris akan heningkan cipta untuk peringati setahun perang Ukraina
Baca juga: Mantan PM Italia salahkan Presiden Ukraina atas perang dengan Rusia
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023