Masih banyak orang yang tidak bisa membedakan pasar modal dan trading segala macam. Upaya kita untuk mendorong retail investor untuk lebih banyak berinvestasi di pasar modal lebih cepat.Jakarta (ANTARA) - Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Horas V.M Tarihoran menyampaikan Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) berperan penting untuk meningkatkan literasi dan inklusi terkait pasar modal Indonesia.
“Masih banyak orang yang tidak bisa membedakan pasar modal dan trading segala macam. Upaya kita untuk mendorong retail investor untuk lebih banyak berinvestasi di pasar modal lebih cepat,” ujar Horas dalam acara Penghargaan Galeri Investasi BEI yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan Galeri Investasi BEI adalah sarana untuk memperkenalkan pasar modal Indonesia sejak dini kepada dunia akademisi hasil kerjasama antara BEI, perguruan tinggi dan perusahaan sekuritas.
Baca juga: BEI sebut 50 perusahaan berproses menuju IPO hingga Februari
Ia menjelaskan galeri tersebut menyediakan publikasi dan bahan cetakan mengenai pasar modal yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia, termasuk peraturan dan undang-undang pasar modal.
Publikasi tersebut bisa digunakan oleh civitas akademika untuk tujuan akademik, bukan untuk tujuan komersial dalam hal transaksi jual dan beli saham.
Ia mengungkapkan hingga saat ini terdapat 769 Galeri Investasi BEI, serta 30 kantor perwakilan BEI di seluruh wilayah Indonesia.
“Sudah masuk ke investor pemula di lingkungan SMA (Sekolah Menengah Atas), tidak hanya memberikan akses, tetapi memberikan edukasi kepada calon investor potensial,” ujar Horas.
Ke depan, pihaknya berencana meluncurkan platform digital maupun aplikasi sebagai upaya agar pemberian literasi dan inklusi terkait pasar modal ke masyarakat semakin efektif.
Baca juga: BEI yakini peringatan dini bisa kurangi aksi 'goreng saham'
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan Galeri Investasi BEI memiliki peran dalam menumbuhkan investor di pasar modal Indonesia.
Jumlah investor pasar modal Indonesia tercatat sebanyak 10,4 juta Single Investor Identification (SID) hingga akhir 2022, yang mana sebanyak 58,71 persen merupakan investor muda di bawah 30 tahun.
“Untuk mendorong pasar modal di tingkat lanjutan atas, kami juga merambah ke SMA,” ujar Iman.
OJK menargetkan jumlah investor pasar modal mencapai 30 juta SID pada 2027 dengan kapitalisasi pasar modal Indonesia mencapai Rp15.000 triliun atau 70 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2027.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023