Binjai, Sumut, (ANTARA News) - Sampah dan penertiban pedagang K-5 merupakan masalah yang pelik dihadapi Pemko Magelang, Jawa Tengah, karena itu pola yang diterapkan Pemko Binjai, Sumatera Utara akan coba diaposi untuk membebaskan kota di Lembah Tidar itu dari semerawut dan kumuh. Kondisi dan harapan itu terungkap dari pimpinan rombongan DPRD, PDAM dan Bapelkes Magelang, Drs.H.Soetjipto ketika melakukan kunjungan kerja di Sumatera Utara dalam pertemuan dengan Sekretaris Pemko Binjai, Drs.Ali Syafril, MAP di Binjai, Kamis (18/5). Menurut dia, Pemko Magelang bisa belajar bagaimana upaya Pemko Binjai menangani sampah, karena sampah menjadi masalah yang sulit ditangani Pemko Magelang hingga saat ini ditambah lagi pedagang K5 yang berjualan sesuka hati yang menyebabkan kota ini semakin kumuh. Atas informasi dan kiat-kiat yang diberikan Ali Syafril yang mewakili Walikota Binjai, HM.Ali Umri, SH, MKn itu Sotjipto menyatakan terima kasih dan seraya berseloroh menyebutkan bahwa ia dan rombongan sebenarnya sedang mengungsi ke Binjai menghindari ancaman larva panas Gunung Merapi yang sedang mengamuk. Dalam penjelasan yang disampaikan tidak disebutkan pola yang diterapkan maupun produksi sampah serta data lain dari kedua kota, tetapi setelah pertemuan rombongan melakukan peninjauan ke kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota, RSUD Dr.Djoelham dan instalasi pengolahan air PDAM Tirtasari Binjai. Ali Syafril mengatakan, berbagai keberhasilan yang diraih Binjai adalah berkat dukungan anggaran yang ditampung dalam APBD yang terus meningkat setiap tahunnya, namun demikian upaya pencarian pendapatan asli daerah yang baru terus dilakukan karena tuntutan pembangunan juga semakin meningkat. (*)
Copyright © ANTARA 2006