Gorontalo, (ANTARA News) - pihak Badan Penelitian Pembangunan Pengendalian Dampak Lingkungan (Balitbangpedalda) Provinsi Gorontalo mengakui sungai Bumela, Kabupaten Gorontalo, positif mengandung merkuri.
Kepala Bidang Pengololaan dan Pemulihan Lingkungan Balitbangpedalda Gorontalo, Yamin Ismail kepada ANTARA Kamis (18/5), mengatakan, kandungan merkuri tersebut, diperkuat oleh hasil uji labrotorium pengendalian dampak lingkungan pada tanggal 25 Jan 2005 lalu, yang menyebutkan kadar merkuri tersebut mancapai 106 mg / liter.
"Artinya 1 liter sadimen (kekeruhan) berdampak 106 mg merkuri," jelasnya.
Menurut dia, dengan data tersebut, maka tahun lalu pemerintah telah menutup tambangan emas Bumela, namun penambangan yang ada di lokasi hulu sungai tersebut belum bisa ditutup, karena jaraknya yang sangat sulit ditempuh baik dengan kendaraan maupun jalan kaki.
"Disinyalir pencemaran pada hilir sungai tersebut berasal dari lokasi tambang emas yang berlokasi di hulu sungai itu, paparnya.
Disebutkan oleh Yamin, untuk mutu air kelas 1 yang kandungan air raksanya maksimal 0,001 mg / liter masih aman dikonsumsi manusia, sedangkan untuk jenis kelas dua dengan kandungan 0,002 mg / liter, hanya digunakan untuk budidaya air tawar dan rekreasi air.
Untuk kategori kelas tiga, kandungan air raksanya, sama dengan kualitas air kelas dua, yang membedakannya adalah BOD dan CODnya, dan hanya dapat dimanfaatkan untuk budidaya air tawar dan pengairan sawah.
"Untuk mutu air kelas tiga, kategori kandungan air raksanya sebanyak 0,005 mg / liter, dapat dimanfaakan khusus untuk penggairan sawah," kata Yamin seraya meminta masyarakat agar lebih bijak dalam mengahdapi masalah ini.
Menurut dia, jika kandungan air telah melewati batas nilai kadar tersebut , maka dianggap telah tercemar dan berbahaya bagi kehidupan manusia, apalagi digunakan untuk keperluan hidup seperti mencuci, mandi dan konsumsi.
Dia juga menyebutkan, bahwa kriteria mutu air berdasarkan kelasnya tersebut, telah diatur oleh pemerintah dalam PP No 82 tahun 2001 tentang pengololaan kualitas air dan pengendalian pencemarannya. (*)
Copyright © ANTARA 2006