Jakarta (ANTARA) - Southeast Asia Neighbourhoods Network 2.0: Communities of Learning, Research, and Teaching Collaborative (SEANNET Collective) 2023 melakukan penelitian terkait studi kota melalui perspektif masyarakat lokal atau kampung di Surabaya.

SEANNET sendiri merupakan komunitas akademik atau jaringan para peneliti di Asia Tenggara yang memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian studi kota melalui perspektif masyarakat lokal atau kampung.

“Setelah berhasil di tahap pertama ada pemikiran kenapa tidak melibatkan institusi?,” kata Dosen program studi Ilmu Sejarah Universitas Airlangga sekaligus Tim Surabaya Adrian Perkasa dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Adrian menuturkan SEANNET telah memasuki tahap kedua sejak berdiri pada 2017 dan tahun komunitas tidak hanya melibatkan peneliti secara personal, namun juga melibatkan peneliti sebagai perwakilan institusi.

Baca juga: Pemkot Magelang lakukan studi tiru toleransi di Kota Singkawang

Baca juga: Pusat Studi Kebencanaan Unhas petakan titik rawan genangan di Makassar


Menurutnya, apabila SEANNET dahulu melibatkan individual researcher mampu menghasilkan hasil yang memuaskan maka akan lebih bagus, sustain dan terjamin kalau melibatkan lembaga.

“Mereka yang hadir dapat mewakili universitas, lembaga research atau komunitas,” ujarnya.

Meski penelitian SEANNET berfokus pada studi kota dan segala permasalahannya namun dalam hal ini SEANNET justru melihat isu-isu kota melalui perspektif berbeda.

Pada umumnya, studi kota didominasi oleh disiplin ilmu yang bersifat teknikal seperti planologi atau perencanaan kota, arsitektur dan lain sebagainya.

Di sisi lain, studi kota saat ini justru dapat diteliti melalui disiplin ilmu yang interdisipliner seperti ilmu sejarah, sastra, antropologi, dan sosiologi.

Ia menjelaskan ilmu-ilmu itu berhubungan langsung dengan orang sehingga cara peneliti dalam melihat kota juga berbeda bahkan jika dulu melihat dari atas sekarang peneliti melihat dari perspektif bawah yaitu dari kampung.

“Bisa tidak kita memahami dinamika urban studies dari perspektif kampung?” ujarnya.

Oleh sebab itu, SEANNET melibatkan perwakilan dari Kampung Peneleh dan Songgoriti agar mereka ikut memproduksi pengetahuan secara bersama-sama.

“Bukan artinya peneliti yang paling paham. Justru ini kesempatan kita untuk memproduksi pengetahuan bersama yang berguna untuk learning dan research,” kata Adrian.

Lebih lanjut, Adrian mengatakan bahwa hasil penelitian SEANNET dapat memberikan dampak positif terhadap perguruan tinggi khususnya dalam hal pengajaran dan pembelajaran.

Melalui hasil penelitian SEANNET, para dosen yang terlibat dapat melihat ada banyak teori atau pendekatan yang mulai usang sehingga mereka berkewajiban memperbaharui, menyesuaikan dan mengajarkan penemuan baru ini kepada mahasiswa.

Tak hanya itu, mahasiswa pun berkewajiban mempelajari hal-hal ini yang nantinya akan relevan dengan kehidupan mereka di masa depan.

Masyarakat turut berkewajiban tidak hanya menjadi objek peneliti tetapi sekaligus menjadi subjek peneliti yang sama-sama menentukan agenda.

“Kira-kira apa yang jadi polemik di kampung ini? Isu apa yang harus diangkat? Semuanya bertanggung jawab dan menerima manfaatnya,” katanya.

Sejalan dengan tema SEANNET, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga juga berperan aktif terutama sebagai institusi pendidikan tinggi yang selalu menghasilkan riset yang bermakna bagi publik terutama kajian mengenai perkotaan.*

Baca juga: Satgas IKN berharap studi kelayakan "immersed tunnel" selesai di 2023

Baca juga: Puluhan mahasiswa Unhan Atambua studi lapangan ke kapal Bea Cukai

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023