"Ekspansi ini mendukung CloudMile melayani berbagai klien di Asia Tenggara. Layanan CloudMile disediakan oleh tim dukungan teknis lokal yang menguasai budaya lokal, dan lebih penting lagi, berkomunikasi dalam bahasa lokal," ujar Jeremy Heng, Head, Asia Tenggara, CloudMile. "CloudMile akan berinvestasi dalam membangun tim lokal dan mengembangkan pendekatan consultative sales hingga on-site engineering, serta menyediakan layanan transformasi digital termasuk modernisasi infrastruktur, modernisasi aplikasi, big data, dan kecerdasan buatan."
Dalam melayani klien, CloudMile mengandalkan kemitraan luas yang terjalin dengan penyedia teknologi cloud, termasuk Google Cloud, Cloudflare, Twilio dan FiveTran. Pakar cloud dan data CloudMile memiliki lebih dari 150 sertifikasi, bahkan 70+ sertifikasi ini diraih dalam tiga tahun terakhir. Lebih lagi, 30+ sertifikasi ini berasal dari Google Cloud, termasuk bidang spesialisasi Machine Learning, Data Analytics, Cloud Migration, serta Infrastruktur.
"Berekspansi ke Indonesia merupakan langkah yang telah direncanakan untuk menyelaraskan fokus CloudMile pada Google Cloud, salah satu penyedia layanan cloud terbesar di Indonesia," ujar Jeremy. "Dukungan lainnya akan disediakan tim CloudMile di Asia Tenggara. Tim ini beranggotakan lebih dari 40 Google Cloud Engineer tersertifikasi yang siap membantu dan meningkatkan nilai tambah bagi klien kami di Indonesia."
Strategi multi-cloud yang aman dan mudah dikembangkan pelaku usaha
Di era pascapandemi, transformasi digital menjadi hal yang wajib dijalankan pelaku usaha di seluruh dunia. Maka, teknologi cloud semakin berperan penting bagi infrastruktur operasional.
Menurut riset terbaru Gartner, 81% pengguna public cloud memakai dua atau lebih penyedia layanan, bahkan sebagian besar perusahaan besar diprediksi akan menjalankan pendekatan multi-cloud. Sepuluh vendor cloud terbesar kini menyediakan layanan cloud penting, mulai dari penyimpanan data yang mudah dikembangkan (scalable data storage) hingga analytics dan AI. Dengan demikian, pelaku usaha berpeluang memanfaatkan solusi terbaik, serta mencegah ketergantungan pada satu vendor tertentu (vendor lock-in) saat menyusun strategi operasional.
Namun, lingkungan operasional multi-cloud yang aman dan efektif juga menimbulkan tantangan bagi perusahaan dari segala skala usaha. Riset VMWare mengungkapkan, meski 70% perusahaan di Asia Pasifik menjalankan kegiatan operasional multi-cloud, hanya 38% di antaranya yang mampu merumuskan strategi multi-cloud secara utuh.
"Fitur cloud yang menawarkan keunggulan masing-masing dari setiap platform cloud, telah menarik minat perusahaan untuk menjalankan strategi multi-cloud. Apalagi, klien semakin menguasai teknologi cloud," kata Jeremy. "Meski demikian, pertanyaan seputar operasionalisasi dan orkestrasi pada lingkungan operasional yang berbeda-beda menjadi hambatan pelaku usaha. Menurut kami, lingkungan multi-cloud harus mudah dikelola. Dengan demikian, klien dapat memakai layanan cloud terbaik yang dibutuhkannya."
Sebagai perusahaan cloud-native, CloudMile menguasai keahlian luas dalam strategi multi-cloud yang aman dan mudah dikembangkan. CloudMile juga menawarkan sarana penting seperti Anthos (layanan Google Cloud) agar pelaku usaha berhasil menangani lebih dari satu aset cloud guna meningkatkan valuasi bisnis secara riil.
Anthos adalah sarana orkestrasi beban kerja (workload orchestration) dari Google Cloud yang berfungsi di lingkungan operasional hybrid dan multi-cloud. Anthos dilengkapi fitur pengelolaan "single-pane-of-glass" sehingga meningkatkan kecepatan dan keamanan operasional. Sementara, MileLync adalah platform cloud monitoring yang dikembangkan CloudMile secara internal. MileLync memantau dan menganalisis konsumsi layanan cloud pada berbagai lingkungan kerja sehingga turut mengoptimalkan sarana cloud dan mengelola biaya. CloudMile juga menawarkan berbagai sarana in-house scripting yang mempermudah klien memonitor dan mengelola implementasi MileLync dan Anthos pada beragam lingkungan kerja.
Data menggerakkan bisnis
Pelaku usaha ingin mewujudkan nilai tambah yang berkelanjutan dan mudah dikembangkan dari transformasi digital. Di sisi lain, hal tersebut mengandalkan arsitektur data pintar yang mampu mengumpulkan dan menganalisis data yang tepat dari berbagai sumber. Maka, solusi data analytics dan sarana transformasi AI dari CloudMile membantu klien mengembangkan bisnis yang layak dan praktis melalui proses pengambilan keputusan berdasarkan data.
"Meski banyak perusahaan memahami manfaat praktis dari penggunaan data, masih banyak pula perusahaan belum mulai menjalankannya, atau merasa praktik data yang baik terlalu rumit diterapkan. Ketika sarana data analytics berhasil digunakan, perusahaan memperoleh manfaat yang berkali-kali lipat," ujar Jeremy. "CloudMile ingin mempermudah pelaku usaha membangun aset data dan mengelola infrastruktur data."
Berbeda dari kerumitan prosedur legal dan administrasi yang muncul ketika bekerja sama dengan vendor cloud berskala lebih besar, CloudMile menawarkan proses digital yang simpel dan ringkas, serta perencanaan jelas dan strategis bagi pelaku usaha untuk memodernisasi kegiatan operasional dan menerapkan teknologi baru.
"Filosofi kami terletak pada pandangan bahwa data harus berperan penting dalam pengambilan keputusan bisnis," papar Jeremy. "Menurut kami, di tengah keterbatasan sumber daya data yang dihadapi banyak perusahaan, CloudMile dapat berperan membantu klien mengandalkan data guna membantu bisnisnya—dan, lebih penting lagi, kami melakukannya dengan cara-cara yang aman."
Source : Cloud Mile
Press Contact
NARAHUBUNG: Informasi lebih lanjut dapat diperoleh kalangan pers dengan menghubungi Bonni Leung, bonni.leung@mile.cloud
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023