London (ANTARA) - Rusia pada Selasa membantah tuduhan oleh Presiden Moldova bahwa Moskow berencana untuk melakukan tindakan destabilisasi terhadap bekas negara bagian Uni Soviet itu.

Presiden Moldova Maia Sandu pada Senin (13/2) menyatakan bahwa Rusia berencana menggunakan penyabot asing untuk menjatuhkan kepemimpinan negara, menghalanginya bergabung dengan Uni Eropa, dan memanfaatkannya dalam perang melawan Ukraina.

"Klaim semacam itu sama sekali tidak berdasar dan tidak berbukti," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.

Rusia menuduh Ukraina karena memicu ketegangan antara Rusia dan Moldova, dengan mengatakan Kiev berusaha menarik Moldova untuk berkonfrontasi dengan Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiyy minggu lalu mengatakan negaranya telah mengungkapkan rencana intelijen Rusia untuk "menghancurkan Moldova".

Beberapa hari kemudian, pemerintahan Moldova mengundurkan diri.

Presiden Sandu, yang negaranya berbatasan dengan Ukraina, telah berulang kali menyerukan keprihatinan tentang niat Rusia dan tentang kehadiran pasukan Rusia di wilayah Transdniestria yang memisahkan diri dari Moldova.

Pemerintah Moldova pimpinan Perdana Menteri Natalia Gavrilita pada Jumat (11/2) mundur di tengah krisis ekonomi dan dampak perang Rusia di Ukraina.

Presiden Maia Sandu menerima pengunduran diri Gavrilita dan mencalonkan mantan menteri dalam negeri Dorin Recean sebagai penggantinya.

Sebelumnya pada Jumat (11/2), Washington menyatakan bahwa pihaknya tidak menemukan indikasi atas ancaman militer langsung oleh Rusia ke Moldova atau Rumania saat ini, setelah Ukraina mengatakan beberapa rudal Rusia terbang di atas kedua negara itu, kata wakil juru bicara Kemenlu AS Vedant Patel.

"Kami menjaga kontak dan komunikasi yang erat dengan mitra kami Moldova dan sekutu kami Rumania," tambah Patel.

Menurut klaim Presiden Ukraina Zelenskiyy pada Jumat, beberapa rudal Rusia terbang melewati langit Moldova dan Rumania. Dia mengatakan, hal itu menjadi tantangan bagi aliansi militer dan keamanan kolektif.

"Musuh meluncurkan setidaknya 70 roket dalam sebuah serangan besar-besaran (ke Ukraina) pagi ini. Beberapa rudal Rusia melewati wilayah udara Moldova dan Rumania. Rudal-rudal ini merupakan tantangan bagi NATO dan keamanan kolektif. Ini teror yang dapat dan harus dihentikan," kata Zelenskiyy.

Sumber: Reuters
Baca juga: Pemerintah Moldova mundur di tengah ketegangan dengan Rusia
Baca juga: Serangan Rusia sebabkan pemadaman listrik singkat di Moldova
Baca juga: Menlu Ukraina: Kami berdiri bersama Moldova hadapi ancaman Rusia

Penerjemah: Kenzu Tandiah
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023