Berlin (ANTARA) - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman pada Senin (13/2) mengecam keputusan Israel untuk melegalkan sembilan pos terdepan ilegal di wilayah pendudukan Tepi Barat dan mengubahnya menjadi permukiman baru.
Jerman "sangat prihatin" dengan pengumuman pemerintah Israel mengenai pos terdepan permukiman baru yang ilegal berdasarkan hukum Israel, kata Christian Wagner, kepada perwakilan media di Berlin.
Tindakan sepihak semacam itu membuat "ketegangan antara Israel dan Palestina kian memanas dan kami berharap agar langkah ini tidak akan terjadi. Kini yang lebih penting adalah melanjutkan pembicaraan," kata Wagner.
Kendati menjadi sekutu setia Israel, Jerman kerap berupaya mengkritik pembangunan permukiman Israel yang berkelanjutan. Menurutnya, hal itu hanya akan semakin mempersulit apa yang disebut proses damai Timur Tengah.
Komite kementerian Israel pada Minggu (12/2) menyetujui rencana untuk membatalkan undang-undang tentang pemisahan dari Tepi Barat utara yang berlaku pada 2005.
Rencana itu akan memungkinkan pembangunan empat permukiman yang dibongkar oleh mantan perdana menteri Ariel Sharon pada 2005.
Diperkirakan sekitar 650.000 orang akan tinggal di 164 permukiman dan 116 pos terdepan di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Menurut hukum internasional, semua permukiman Yahudi di wilayah pendudukan dianggap ilegal.
Sumber: Anadolu
Baca juga: AS dukung hak Israel bangun permukiman Yahudi di Tepi Barat
Baca juga: Israel lanjutkan pembangunan permukiman, langgar resolusi PBB
Baca juga: PBB dan Uni Eropa kutuk pengesahan pemukiman Israel di wilayah Palestina
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023