Oviedo (ANTARA) - Ratusan ribu orang pada Minggu waktu setempat membanjiri jalan-jalan di ibukota Spanyol, Madrid, untuk memprotes apa yang mereka sebut hancurnya sistem kesehatan masalah di wilayah Madrid.

Pemerintah memperkirakan sekitar 250 ribu orang mengikuti unjuk rasa ini, sementara penyelenggara menyebut hampir satu juta orang ambil bagian guna menumpahkan kemarahan mereka.

Ini adalah unjuk rasa kedua terbesar terhadap sistem kesehatan publik di Madrid sejak November yang dalam yang sama keluarga-keluarga dokter dan dokter anak melancarkan aksi mogok tak terbatas yang tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir.

Serikat pekerja kesehatan berpendapat bahwa kurangnya tenaga dan sumber daya kesehatan membuat para dokter kewalahan sehingga tak bisa memberikan perawatan maksimal kepada pasien mereka.

Baca juga: Puluhan ribu tenaga kesehatan Spanyol protes pemerintah konservatif

Menurut penyelenggara unjuk rasa ini, FADSP. tahun lalu 27 persen warga Madrid yang menghadapi masalah pelayanan kesehatan tidak bisa dilayani dokternya.

FADSP menuduh pemerintah daerah Madrid yang konservatif ingin menghancurkan sistem pelayanan kesehatan publik demi mendukung pihak swasta.

Sebaliknya, pemerintah daerah menyebut aksi protes dan mogok kerja tenaga kesehatan adalah murni gerakan politik yang diorganisir partai-partai sayap kiri.

Pada pernyataan Minggu, politisi Partai Rakyat, Alfonso Serrano, dengan tegas mengatakan Madrid tidak pernah menambah anggaran sistem pelayanan kesehatan masyarakat.

Baca juga: Spanyol berencana cabut aturan wajib masker di dalam ruangan

Sumber: Anadolu-Oana

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023