“Penurunan tajam angka stunting di Gunung Mas, dari 35,9 persen pada 2021 menjadi 17,9 persen pada 2022, tidak lepas dari upaya keras yang dilakukan kaum perempuan yang tergabung dalam Tim Penggerak PKK,” kata Efrensia LP Umbing dalam keterangan BKKBN di Jakarta, Senin.
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Gumas itu menuturkan bahwa setiap perempuan terutama yang tergabung dalam Tim Penggerak (TP) PKK rajin mendatangi posyandu guna memantau tumbuh kembang tiap anak secara rinci.
Baca juga: Kalteng optimalkan peran pokjanal posyandu percepat penurunan stunting
Penimbangan dan pengukuran anak baduta dan balita di posyandu dilengkapi dengan pendampingan keluarga yang diberikan kader posyandu. Jika ditemukan anak yang terindikasi stunting, TP PKK langsung bisa melakukan intervensi.
"TP PKK tersebut bahkan berani menggandeng tokoh adat, tokoh masyarakat, dan tokoh agama agar sosialisasi dan pencegahan stunting semakin berkembang di masyarakat," katanya.
Ketua TP PKK Kabupaten Gumas Mimie Mariati mengatakan koordinasi dan terjun langsung ke lapangan menjadi kunci mempercepat penurunan angka stunting di daerahnya.
TP PKK Kabupaten Gumas menggencarkan koordinasi mulai dari tingkat kabupaten hingga desa. Berbagai edukasi pun dilakukan, termasuk pemantauan langsung keluarga berisiko stunting yaitu calon pengantin, ibu hamil dan ibu menyusui, serta anak baduta dan balita.
Baca juga: Kalimantan Tengah berhasil turunkan prevalensi stunting
“Kami lakukan sosialisasi agar mereka memahami bahaya stunting dan cara mencegah agar anak-anak mereka terhindar dari stunting,“ katanya.
Plt. Kepala BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah Dadi Ahmad Roswandi berharap Pemerintah Kabupaten Gumas mampu melindungi lebih banyak anak dari stunting, sehingga angka nasional yang ditargetkan mencapai 14 persen pada tahun 2024 bisa tercapai.
Kabupaten Gumas sempat menjadi daerah dengan prevalensi stunting tertinggi di Provinsi Kalimantan Tengah. Pada tahun 2021 angka prevalensi stunting di Gumas mencapai 35,9 persen.
Baca juga: TP PKK Kalteng: Revitalisasi posyandu bantu percepat turunkan stunting
Namun, angkanya turun jika merujuk pada hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. Pada 2022 angka prevalensi stunting di Gumas turun menjadi 17,9 persen, dan jauh lebih rendah daripada prevalensi stunting Provinsi Kalimantan Tengah yang berada pada angka 26,9 persen.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023