Tanjung Selor (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soemarno Sosroatmodjo Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), lebih membutuhkan banyak dokter spesialis konsultan atau subspesialis, dibanding dokter spesialis dasar atau tingkat satu.

"Untuk spesialis dasar, kami sudah mulai tercukupi kebutuhannya, telah ada 27 dokter spesialis. Sedangkan yang lebih banyak kami butuhkan adalah spesialis konsultan," kata Direktur RSUD Soemarno Sosroatmodjo Bulungan, dr Widodo di Tanjung Selor, Senin.

Rumah sakit yang dipimpinnya itu baru memiliki satu dokter konsultan yakni spesialis anestesi.

Masih sangat minimnya spesialis konsultan adalah hal krusial yang dihadapi rumah sakit milik Pemkab Bulungan, Kaltara ini.

"Sementara kalau ke depan harapan kita untuk menopang ibu kota provinsi, menopang kota Tanjung Selor yang terus berkembang idealnya RSUD ini menjadi tipe B. Kita masih kekurangan untuk spesialis konsultan," ujarnya.

Dokter spesialis konsultan yang paling dibutuhkan adalah turunan atau sub dari spesialis tahap pertama (spesialis anak, spesialis kandungan, spesialis penyakit dalam, dan spesialis bedah).

Baca juga: Akademisi: Atasi kekurangan dokter spesialis lewat fasilitasi PTS

"Contohnya spesialis anak kita butuh konsultan reumatologi atau perinatologi karena itu yang lebih khusus di bidang spesialisasi anak. Kebetulan kami memberangkatkan dokter spesialis anak, atas biaya sendiri, sedang proses mengikuti pendidikan fellowship atau pendidikan konsultan di Bandung. Itu salah satu upaya kami untuk mencukupi. Itupun baru itu, yang saat ini menempuh pendidikan spesialis konsultan," ujarnya.

Sementara kebutuhan rumah sakit ini untuk bisa mencapai tipe B dibutuhkan lebih banyak dan paling tidak tiga spesialis konsultan harus tersedia.

"Dan satu di antara spesialis konsultan itu mesti on side. Nah kita empat besar ini belum ada yang on side," ujarnya.

Untuk informasi dokter spesialis penunjang dari spesialis dasar di RSUD Soemarmo Sosroatmodjo yang telah tersedia antara lain spesialis jantung, spesialis pembuluh darah, spesialis paru, spesialis patologi klinik, spesialis patologi anatomi, spesialis radiologi, spesialis gizi, spesialis gizi klinik, spesialis kedokteran jiwa, spesialis kulit, spesialis THT, spesialis saraf, spesialis mata, dan spesialis gigi.

"Spesialis gigi itu juga ada spesialisasinya mulai dari bedah mulut, protesa, gigi anak. Termasuk spesialis mata juga sudah ada," kata dr Widodo.

Baca juga: Akademisi: pendistribusian dokter spesialis harus merata di daerah

Pewarta: Muh. Arfan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023