Saya selalu berpikir tentang perlunya melindungi nelayan kita. Kita perlu menunjukkan dengan jelas bahwa kita berpatroli di perairan kita dan memastikan bahwa wilayah laut kita diakui dengan jelas,
Manila (ANTARA) - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada Minggu (12/2) mengatakan bahwa tidak alasan bagi Filipina untuk tidak menjalin kerja sama Perjanjian Kunjungan Pasukan (VFA) dengan Jepang karena mereka ingin meningkatkan keamanan maritim dan memperbesar perlindungan bagi nelayan.

Namun, Marcos juga mengatakan kepada wartawan bahwa dia akan berhati-hati dalam mengejar kesepakatan potensial dengan Tokyo tersebut "karena tidak ingin terlihat provokatif."

Kunjungan pertama Marcos ke Jepang sejak menjabat terjadi setelah dia baru-baru ini juga memberikan Amerika Serikat akses ke pangkalan militer tambahan di Filipina, berdasarkan VFA.

Langkah tersebut ditentang oleh China karena dianggap bisa merusak stabilitas regional dan meningkatkan ketegangan. Kerja sama VFA tersebut mengatur rotasi ribuan pasukan AS masuk dan keluar dari Filipina untuk latihan.

"Jika itu akan membantu Filipina dalam hal melindungi, misalnya para nelayan kita, melindungi wilayah maritim kita... Saya tidak mengerti mengapa kita tidak menerima (VFA)," kata Marcos kepada wartawan sebelum kembali ke Filipina dari Jepang pada Minggu, menurut transkrip resmi.

Marcos sebelumnya berada di Jepang dalam lawatan lima hari, untuk mempererat hubungan keamanan dengan Tokyo.

Pada Desember lalu, Tokyo mengumumkan pembangunan militer terbesarnya sejak Perang Dunia Kedua, dipicu oleh kekhawatiran tentang tindakan agresif China di wilayah tersebut.
Baca juga: Presiden Filipina kunjungi Jepang untuk perkuat kerja sama keamanan

Marcos dan Perdana Menteri Fumio Kishida membuat kesepakatan untuk mengizinkan angkatan bersenjata mereka bekerja sama selama penanggulangan bencana, sebuah kesepakatan yang dilihat sebagai langkah menuju pakta yang lebih luas yang memungkinkan kedua negara mengerahkan pasukan satu sama lain.

“Saya selalu berpikir tentang perlunya melindungi nelayan kita. Kita perlu menunjukkan dengan jelas bahwa kita berpatroli di perairan kita dan memastikan bahwa wilayah laut kita diakui dengan jelas,” kata Marcos.

Filipina memiliki VFA dengan Amerika Serikat. Sedangkan Tokyo memiliki VFA dengan Australia dan Inggris, dan juga menampung konsentrasi terbesar pasukan AS di luar negeri.

Jepang telah mengadakan latihan militer dengan Amerika Serikat dan Filipina baru-baru ini pada Oktober lalu.

Kehadiran militer kedua negara di Filipina itu dapat membantu melawan pengaruh China di Laut China Selatan, yang sebagian besar diklaim oleh Beijing, termasuk wilayah yang dianggap Manila sebagai miliknya.

Kishida mengatakan Filipina dan Jepang telah sepakat untuk mencoba dan membentuk kerangka kerja yang akan "memperkuat dan memuluskan proses mengadakan latihan bersama".

Dalam sebuah wawancara dengan Nikkei pada Minggu, Marcos mengatakan negaranya dapat terseret ke dalam kemungkinan konflik di Selat Taiwan karena kedekatannya dengan pulau yang memiliki pemerintahan sendiri yang dianggap oleh China sebagai provinsi yang memisahkan diri.

“Ketika kita melihat situasi di wilayah tersebut, terutama ketegangan di Selat Taiwan, kita dapat melihat bahwa karena letak geografis kita, jika memang ada konflik di wilayah itu, maka sangat sulit untuk membayangkan sebuah skenario di mana Filipina tidak terlibat di dalamnya," kata Marcos.

Sumber: Reuters

Baca juga: Filipina berikan AS akses lebih luas ke pangkalan militer

Baca juga: PTAA sambut baik kembalinya wisatawan China ke Filipina

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023