Jadi kami berharap mudah-mudahan RUU kesehatan yang sedang digodok bisa menampung semua aspirasi dari setiap organisasi profesi,
Jayapura (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua menilai Rancangan Undang-Undang (RUU) kesehatan sangat tepat untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis yang selama ini menjadi kendala di setiap rumah sakit di Bumi Cenderawasih.
Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aaron Rumainum kepada Antara di Jayapura, Minggu, mengatakan RUU Kesehatan memang masih menjadi polemik karena beberapa undang-undang juga terkait di dalamnya seperti undang-undang praktek kedokteran, kemudian kesehatan, lalu perawat serta tenaga Kesehatan.
“Jadi kami berharap mudah-mudahan RUU kesehatan yang sedang digodok bisa menampung semua aspirasi dari setiap organisasi profesi,” katanya.
Menurut Aaron, pendidikan spesialis sangat penting didorong karena bukan hanya Papua yang merasa kekurangan dokter spesialis tapi di luar Papua juga demikian sehingga RUU tersebut dibutuhkan untuk mengatasi kekurangan dokter umum maupun dokter spesialis.
“Untuk jumlah dokter spesialis di Papua sendiri kami belum punya data pasti namun sekarang Kementerian Kesehatan sedang fokus pada penanganan penyakit-penyakit kanker, jantung, stroke, dan Uro-Nefrologi (KJSU) sehingga ke depan tidak perlu lagi berobat ke luar Papua,” ujarnya.
Dia menjelaskan berdasarkan data dari BPJS Kesehatan, penyakit paling mendominasi di Papua yaitu jantung, kemudian stroke, lalu gagal ginjal dan kanker.
“Idealnya satu rumah sakit harusnya memiliki tujuh dokter spesialis, diantaranya spesialis bedah, penyakit dalam, anak, kandungan, radiologi anestesi atau spesialis patologi klinik, patologi anatomi dan forensik namun kenyataannya di rumah sakit di Papua masih jauh dari itu,” katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya berharap melalui RUU Kesehatan tersebut akan mensejahterakan tenaga kesehatan apapun jenis layanan kesehatannya dan membawa peningkatan pelayanan Kesehatan bagi masyarakat sehingga Papua paling tercukupi satu rumah sakit memiliki tujuh dokter spesialis.
Baca juga: Ketua IDI: Maluku kekurangan dokter spesialis dasar
Baca juga: Rumah Sakit Badau di batas RI-Malaysia belum miliki dokter spesialis
Pewarta: Qadri Pratiwi
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023