Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) menjalin kolaborasi lintas sektor untuk mendukung program penguatan karakter.
“Kolaborasi tersebut bertujuan untuk mensinergikan program Puspeka dengan tujuan masing-masing sektor,” kata Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Kolaborasi ini dilakukan bersama 17 kementerian/lembaga (K/L), Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Komisi Nasional Disabilitas, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, serta United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF).
Adapun program yang dilakukan adalah penguatan karakter melalui Profil Pelajar Pancasila (PPP) sekaligus penuntasan tiga dosa pendidikan yakni perundungan, kekerasan seksual dan intoleransi.
Baca juga: Puspeka: Cintai keragaman cegah kekerasan di lingkungan pendidikan
Baca juga: Kadisdikpora Denpasar: Setiap pelajaran selalu ada penguatan karakter
Kemudian juga meliputi upaya mendorong iklim kebinekaan, inklusivitas dan kesetaraan pada satuan pendidikan, keluarga serta masyarakat yang menjadi bagian dari ekosistem pendidikan.
Suharti menyatakan kolaborasi antarsektor sangat penting termasuk dalam penguatan karakter karena akan menghasilkan sinergitas program yang dapat dilaksanakan secara bersama-sama.
“Mari kita perkuat kerja sama, berkolaborasi, saling berbagi pengalaman dan bekerja sama mencari solusi lewat program-program yang dapat disinergikan,” katanya.
Kepala Puspeka Rusprita Putri Utami menuturkan kolaborasi menjadi aspek penting dalam mengoptimalkan dan menyebarluaskan secara masif implementasi penguatan karakter serta penuntasan kekerasan di satuan pendidikan.
“Pekerjaan rumah kita ke depannya yaitu kolaborasi. Bagaimana bisa memetakan kembali masukan yang sudah diberikan untuk kemudian dieksekusi bersama menjadi sebuah program penguatan karakter yang lebih komprehensif,” ujarnya.
Komisioner Bidang II Komisi Nasional Disabilitas Rachmita Maun Harahap pun menyambut baik adanya kolaborasi lintas sektor terkait program penguatan karakter.
Ia berharap, ke depannya kolaborasi tersebut akan terus berjalan guna memastikan pendidikan yang inklusif menuju pembangunan Indonesia inklusif sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
Asisten Deputi Perlindungan Anak Kondisi Khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Prima Dea Pangestu juga berharap kegiatan ini dapat menyinergikan berbagai program penguatan karakter.
Sementara itu, Galuh Ibrahim dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila mengatakan kolaborasi program penguatan karakter merupakan bagian dari upaya mewujudkan lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman bagi seluruh warga sekolah terutama peserta didik.
“Sekolah bukan hanya sebagai tempat belajar tetapi juga laboratorium pendidikan. Hal itu harus tercermin dalam setiap program yang dilaksanakan oleh pemerintah dengan melibatkan setiap elemen masyarakat,” kata Galuh.*
Baca juga: Puspeka Kemendikbud apresiasi orang tua-pendidik cerdas berkarakter
Baca juga: Mendikbud: Orang tua berperan pendidikan karakter selama PJJ
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023