"Sebagai partai pendukung pemerintah, Golkar selalu mendorong agar ada nilai tambah dari kekayaan mineral yang ada di Indonesia," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan melalui program hilirisasi tersebut maka Indonesia tidak lagi akan bergantung pada komoditas. Sebab, berkaca dari pengalaman sebelumnya, perekonomian Indonesia bisa turun akibat komoditas turun.
Era kejayaan komoditas pernah dialami Indonesia terutama di Maluku pada abad 16 hingga 17. Saat itu, Maluku menjadi kontributor utama komoditas yang membuat Belanda menjadi negara terbesar karena perdagangan komoditasnya. Namun, hari ini, hasil komoditas tersebut tak lagi berbekas.
"Sekarang kita mendapatkan kesempatan kedua dengan hilirisasi mineral, baja dan nikel. Di tahun 2014 ekspor nikel mencapai 1,1 miliar dolar AS. Nah, tahun kemarin sudah 22 miliar dolar AS itu lebih dari Rp300 triliun," sebut dia.
Airlangga mengatakan saat ini pemerintah sedang menyiapkan kebijakan dolar wajib ditaruh di Indonesia minimal tiga bulan. Dengan kebijakan ini, potensi pendapatan negara dari devisa dalam satu tahun bisa mencapai 50 miliar dolar.
"Ini sebuah angka yang luar biasa. Saya hanya ingin katakan kepada seluruh kader Partai Golkar bahwa yang ngerti begini-beginian ini hanya kader Golkar," tegas dia.
Ia menambahkan kader Golkar merupakan sosok yang paham persoalan ekonomi di Indonesia. Selama ada kader partai berlambang pohon beringin di pemerintahan, maka program ekonomi bisa didorong menyejahterakan rakyat, dan membuat Indonesia kuat secara ekonomi.
"Kalau Partai Golkar memenangkan pemilu, maka tentu banyak program yang bisa dibuat, dan rakyat akan sejahtera," kata dia.
Baca juga: Menko Airlangga lakukan groundbreaking pengolah nikel rendah karbon
Baca juga: Menperin: Hilirisasi dan belanja produk lokal kunci pertumbuhan
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023