Jakarta (ANTARA) - Fenomena tutupnya beberapa gerai ritel modern berukuran besar kemungkinan disebabkan oleh adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dan gerai yang terus mengalami kerugian.

Selain itu, lokasi gerai yang sudah mulai ditinggalkan konsumen dan persaingan di bisnis ritel makanan yang semakin ketat juga menjadi kemungkinan tutupnya banyak gerai ritel modern besar.

Hal tersebut diungkapkan oleh Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Kasan Muhri, Sabtu.

Menurut Kasan, terjadi pergeseran pola konsumsi dari offline ke online yang diakselerasi selama pandemi. Masyarakat dapat dengan mudah membandingkan harga barang di ritel offline dan online melalui gawai.

"Biasanya lokapasar menawarkan harga barang yang lebih murah dari retail offline," jelasnya.

Baca juga: Pantau ritel modern dan pasar di Bogor, Mendag sebut stok bapok cukup

Selain itu, saat ini pola konsumsi masyarakat cenderung lebih menyukai berbelanja kebutuhan sehari-hari di toko berformat kecil seperti swalayan atau minimarket yang dekat dengan permukiman.

"Lebih praktis dalam mencari barang tanpa harus mengelilingi area belanja yang luas," ungkapnya.

Kasan menambahkan, berdasarkan data Nielsen, pertumbuhan konsumsi Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di gerai berukuran besar sudah menunjukkan pergerakan minus sejak sebelum pandemi.

Sebaliknya, konsumsi FCMG di gerai berukuran kecil selalu menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi.

Baca juga: Mendag minta ritel modern perluas pasar ke luar negeri gandeng UMKM

Di sisi lain, gerai yang ditutup adalah gerai yang terus mengalami kerugian sehingga efisiensi mesti dilakukan. Salah satu bentuknya dengan mengurangi beban operasional.

"Lokasi gerai yang ditutup mulai ditinggalkan konsumen karena mungkin ada strategi perusahaan untuk memindahkan gerai ke lokasi yang lebih menguntungkan," lanjutnya.

Terkait hal ini, pemerintah optimistis kinerja ritel modern masih memiliki peluang untuk terus tumbuh pada tahun 2023. Hal tersebut dipengaruhi oleh sentimen berakhirnya pandemi, kestabilan ekonomi nasional dan dimulainya tahun politik yang diyakini dapat meningkatkan belanja produk di ritel.

"Namun pelaku usaha diharapkan dapat terus beradaptasi dengan pola konsumsi masyarakat misalnya memindahkan gerai ke lokasi yang lebih menguntungkan dan juga menyediakan layanan lokapasar," kata Kasan mengakhiri penjelasannya.

Baca juga: Mendag Zulhas dorong produk UKM Indonesia tembus pasar Timur Tengah

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023