Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan meminta perbankan nasional serius menggarap pembiayaan perdagangan untuk kegiatan ekspor ke pasar-pasar nontradisional seperti Afrika.
"Agak sulit kalau kita melakukan misi dagang puluhan kali tapi tanpa dukungan dari perbankan nasional kita," kata Gita saat memberikan keterangan pers tentang "Trade Expo Indonesia 2012" di Jakarta International Expo Kemayoran, Rabu.
Ia menjelaskan, saat ini masalah pembiayaan masih menjadi kendala perdagangan dengan negara-negara yang termasuk pasar ekspor nontradisional.
Negara-negara itu, menurut dia, umumnya belum punya hubungan perbankan dengan Indonesia sehingga proses pembiayaan dagangnya masih menggunakan jasa dari bank-bank di Eropa yang saat ini tengah diterpa krisis.
Ketua Komite Afrika Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Mintardjo Halim menambahkan, hubungan dagang Indonesia dengan negara-negara di Afrika saat ini memang masih bersifat tidak langsung.
"Secara tradisional mereka sudah memiliki hubungan yang erat dengan eksportir dan importir asal Eropa, jadi otomatis pembiayaan dagangnya pun lewat Eropa," katanya.
Kondisi yang demikian, menurut Mintardjo, menjadi tantangan Indonesia dalam mewujudkan hubungan dagang berkelanjutan dengan negara-negara di Afrika, selain masalah ongkos transportasi dan bea masuk yang relatif tinggi.
Keterlibatan perbankan nasional dalam kegiatan perdagangan dengan negara-negara tujuan ekspor nontradisional diharapkan bisa mengurangi hambatan perdagangan dan mendorong peningkatan ekspor.
Menurut Gita, ekspor Indonesia ke negara-negara Afrika seperti Pantai Gading, Botswana, Nigeria dan Afrika Selatan sudah mulai menggeliat, demikian juga dengan pasar ekspor nontradisional yang lain.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, selama Januari-Agustus 2012 ekspor ke Pantai Gading meningkat 294,98 persen, Libya (374 ,41 persen), Mauritania (277,95 persen), Guinea (286,37 persen), Haiti (207,73 persen), Ethiopia (152,86 persen), Laos (258,98 persen) dan Liberia (131,40 persen).
Saat ini nilai total ekspor nonmigas ke 10 negara tujuan ekspor nontradisional baru mencapai 318,2 juta dolar AS, masih jauh jika dibandingkan 10 negara tujuan utama ekspor Indonesia yang mencapai 71,9 miliar dolar AS.
"Ke depannya kita akan mengirimkan lebih banyak lagi misi dagang untuk membina hubungan dagang yang berkelanjutan," demikian Gita Wirjawan.
(P012)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2012