London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir di wilayah negatif pada perdagangan Jumat waktu setempat (10/2/2023), berbalik melemah dari keuntungan tiga hari berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London terpangkas 0,36 persen atau 28,70 poin menjadi menetap di 7.882,45 poin.

Indeks FTSE 100 terangkat 0,33 persen atau 25,98 poin menjadi 7.911,15 poin pada Kamis (9/2/2023), setelah bertambah 0,26 persen atau 20,46 poin menjadi 7.885,17 poin pada Rabu (8/2/2023), dan menguat 0,36 persen atau 28,00 poin menjadi 7.864,71 poin pada Selasa (7/2/2023).

Saham Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia, membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Diikuti oleh saham perusahaan yang mendistribusikan berbagai macam produk konsumen ritel dan menyediakan pengiriman ke rumah-rumah Ocado Group PLC terperosok 11,28 persen; serta perusahaan pertambangan logam mulia Inggris-Rusia Polymetal International PLC anjlok 9,18 persen.

Sementara itu, Shell PLC, sebuah perusahaan industri minyak dan gas multinasional Inggris yang berkantor pusat di London terkerek 2,96 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan industri minyak dan gas multinasional Inggris yang juga berkantor pusat di London BP PLC bertambah 2,62 persen; serta perusahaan industri farmasi dan bioteknologi multinasional Inggris-Swedia AstraZeneca PLC menguat 1,79 persen.


Baca juga: Saham Inggris dibuka melemah tertekan kekhawatiran suku bunga
Baca juga: Saham Inggris kembali menguat, indeks FTSE 100 terangkat 0,33 persen
Baca juga: Saham Inggris dibuka menguat ditopang serangkaian laba emiten positif

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023