Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang dikritik sebagian anggota parlemen pada Kamis mengatakan tidak menganggap balon mata-mata China yang ditembak di Samudra Atlantik itu sebagai ancaman keamanan yang serius.

Biden yang berusaha menjaga komunikasi dengan China dan tidak menginginkan ketegangan dengan Beijing berlanjut, mengatakan dalam wawancara Noticias Telemundo bahwa dia tidak menyesali menembak jatuh balon tersebut lebih awal.

"Itu bukan pelanggaran besar," kata Biden. "Maksud saya, itu memang pelanggaran hukum internasional. Ini wilayah udara kami. Dan begitu memasuki wilayah kami, kami dapat melakukan apa yang kami inginkan dengan (balon itu)."

Dia mengatakan para pejabat militer AS khawatir karena dengan menembak jatuh di darat, balon dan bagian-bagiannya dapat jatuh ke daerah berpenduduk.

Baca juga: Misteri dan implikasi insiden balon udara China di AS

"Benda ini besar sekali. Apa yang terjadi jika jatuh dan menimpa sekolah di daerah pedesaan? Apa yang terjadi jika jatuh? Jadi saya perintahkan mereka (para pejabat militer) segera setelah mereka dapat menembak jatuh, maka tembak jatuhlah. Mereka membuat keputusan yang bijak. Mereka menembak jatuh di atas air, mereka membersihkan sisa-sisanya, dan itu bagus," kata dia.

Biden pada 2 Februari memerintahkan agar balon tersebut ditembak jatuh begitu melintasi ke barat laut Amerika Serikat, tetapi menyetujui permintaan militer AS untuk tidak bertindak sampai melewati wilayah laut.

Balon setinggi 61 meter itu, beserta peralatan elektroniknya, ditembak jatuh oleh jet tempur AS di lepas pantai Carolina Selatan pada 4 Februari.

Beberapa tokoh Republik dan Demokrat mengkritik bahwa Biden seharusnya menjatuhkan balon tersebut lebih cepat. Balon pengintai serupa pertama kali terdeteksi di atas Alaska pada 28 Januari.

Baca juga: AS akui bagikan informasi soal balon China kepada sejumlah negara

Sumber: Reuters

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023