Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi, Kamis, mengatakan Toet Apam menjadi bagian dari tradisi masyarakat Aceh, yang dilakukan secara bersama-sama setiap bulan Rajab, dan sangat kental dengan nilai saling berbagi serta membantu sesama.
"Jadi apam ini dibakar dan dimakan bersama serta dibagikan kepada orang-orang gampong. Kegiatan seperti ini harus terus kita kembangkan sebagai upaya melestarikan kuliner yang menjadi tradisi warisan budaya dari indatu kita," kata Reza di Kota Sabang.
Toet Apam merupakan salah satu kegiatan tahunan yang berkembang di tengah masyarakat Aceh. Apam atau kata lain disebut serabi memang sering dibuat secara khusus di bulan Rajab tahun hijriah.
Menurut Reza, kegiatan tersebut juga dapat membangkitkan nilai-nilai sosial dalam bermasyarakat, seperti nilai kebersamaan, gotong royong dan saling membantu serta berbagi.
"Dari sisi pariwisata, kegiatan ini akan bernilai ekonomi apabila kita kemas dengan baik, sehingga akan banyak wisatawan yang datang. Jadi ke depannya kita bisa mengelola kegiatan ini dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Aneuk Laot Armia Ali menjelaskan, kegiatan ini merupakan yang kedua kali digelar secara terbuka di Gampong Aneuk Laot. Sebagai gampong percontohan adat di Sabang, pihaknya berkomitmen untuk melestarikan kembali budaya Toet Apam, setelah sempat terhenti akibat pandemi COVID-19.
“Ibu-ibu juga ikut membantu dan bergerak demi melestarikan adat istiadat Aceh ini. Kita ingin mengembangkan kembali kegiatan ini, agar para generasi muda lebih mengenal adat sebagai khasanah yang sejak dulu pernah ada di masyarakat," ujarnya.
Penyelenggaraan Festival Toet Apam tak terlepas dari peran Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis), pemangku adat, panglima danau Aneuk Laot, tuha peut, kepala desa serta seluruh masyarakat Gampong Aneuk Laot.
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023